lovely picture

Tuesday, May 29, 2012

Serba Serbi Bisnis

 
Sebelum memulai sesuatu usaha, kita harus mempelajari dan memahami karakter yang kita miliki. Dengan mengetahui karakter mana yang cocok dengan diri kita, maka sebagai individu yang sadar, akan dapat menjalani karir dengan tepat yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang sempurna.
Adapun jenis pekerjaan dapat dibagi menjadi 8 jenis,
1. Accumulator merupakan type pekerja yang menanam dahulu dan menuai kemudian, bukan hanya dalam arti harfiah tetapi mungkin saja dalam bentuk usaha ataupun investasi. Personality yang dimiliki biasanya adalah cermat dan sabar. Contohnya adalah waren bufet (jual beli saham).
2. Trader tipe pekerja yang hampir sama dengan Accumulator tetapi dalam proses menuai hasil tipe trader ini melakukan dalam tempo yang lebih cepat, contohnya adalah George Soros. Kekayaan yang dimilikinya adalah 63 kali dari kapitalisasi seluruh saham diindonesia. Bisa dibayangkan, jika George soros melakukan manuver investasinya, kemungkinan besar akan dapat mengganggu perekonomian dunia. Krisis 1998 di Indonesia diyakini sebagai dampak dari investasi yang dilakukan oleh George soros.
3. Deal Maker, menghubungkan penjual dan pembeli, istilah kerennya adalah broker atau calo atawa makelar. Tipe ini biasanya mengambil fee dari jasa yang dilakukannya. Tidak memerlukan modal besar, yang penting adalah kejelian dalam melihat peluang yang ada. Jeli melihat peluang, jeli melihat siapa yang bisa dihubungkan, biasanya pintar bicara. Contohnya adalah Donald Trump. Bisnisnya adalah jual beli perusahaan, beli perusahaan bangkrut, dibeli, diperbaiki dan dijual kembali. Karya fenomenalnya adalah penggabungan Sonny dan Erickson.
4. Suppoter, orang yang mendapatkan penghasilan karena menjalankan sistem yang sudah ada dalam organisasi, profesional, karyawan. Contohnya adalah Jack Well, CEO general electric, prestasi Jack Well adalah dalam kepemimpinannya GE mencapai peringkat 1 dan 2 pada era tahun 1980 sampai 1990 an. Sehingga pada saat pensiun, Jack Well mendapatkan hadiah bonus sebuah pulau.
5. Star, Pernghasilan karena menjual kemampuannya didepan umum, seperti guru, dosen, artis, atlit. Contohnya adalah elvis presley.
6. Creator, menciptakan produk/jasa secara berkesinambungan, programer, pengarang, pelukis contohnya adalah Bill Gates, menciptakan MS Dos, Windows 95 sampai Vista, pemilik Microsoft, tetapi masih tetap bekerja dan mencipta. Tipe ini bekerja karena merasakan kebutuhan untuk terus berkarya, dengan motto “kerja merupakan kenikmatan”.
7. Mechanic, orang yang bekerja menciptakan sistem didalam organisasi, contoh pekerjaan , konsultan, pemilik perusahaan. Ree Crock pendiri Mc Donald, kolonel Sander pendiri KFC.
8. Lord/Raja/Tuan Tanah/ Juragan, mendapatkan penghasilan karena memiliki asset yang bekerja secara otomatis bagi mereka. Contohnya adalah MLM posisi puncak, investasi, Deposito, bisnis sewa property. Bentuk bisnis yang umum dimiliki oleh Lord adalah Franchise. Contoh lord adalah sultan Brunei, karena memiliki aset 168 tambang minyak dan emas yang mengisi pundi-pundi milikinya.
Semuanya kalau dapat memaksimalkan yang dimiliki, pada dasarnya akan berakhir di LORD. Untuk dapat berhasil dalam melakukan suatu pekerjaan, adalah anda harus bekerja atau berusaha pada bidang yang paling anda sukai. Bidang yang paling anda sukai adalah suatu pekerjaan yang tetap akan anda kerjakan walaupun tanpa dibayar sekalipun (karena menikmati pekerjaan tersebut). kalo gak salah nih di sadur dari websitenya si Roger (www.rogerhamilton.com)
Mother,
you know whenever I fall down
you care whenever I cry
you smile whenever I fail
do I have your sweetest heart
do I have your sincere heart
inside of me

Mother,
will you hear my wish
every hope that comes out of my heart
every dream that I hold only for you
will you be happy if I do
if I declare it to you
even if I know you think it is a wishful thinking
i know its not a reality
seems like nothing but a dream
nothing you could be proud of
not sovereignty, beauty, nor money
yet it is my self
yet it's me
yet it's yours
yet it's love
yet it's passion
though it's nothing
the only hope
it would be something for you
Trust me, Mother :"))

Saturday, May 19, 2012

Akuntansi Aku Ingin

Akuntansi, Aku Ingin...

mencintaimu setulus hati,  sebening embun pagi, sedalam hati, sesederhana hati, sebersih hati, sepenuh dan sekuat hati ini.


Aku jadi ingat masa-masa itu, ketika yang tak mungkin menjadi mungkin. semua adalah tekad. kemauan. dan kesungguhan. Man jada wa jadda. seharusnya semua ini masih berlaku. Masihkah tekad itu ada di dadaku? Masihkah impian itu melekat di kepalaku? Masihkah doa itu terbisik di hatiku? Tuhaan aku ingin dekat dengan-Mu merasakan dekapan-Mu yang meyakinkanku tentang semua ini. Tapi mengapa aku begitu lemah..

Persis seperti Ahmad Fuadi yang mendapatkan kata-kata penyemangat ini, man jada wa jadda, ketika duduk di bangku SD kelas 3 aku sudah mengenal kata ini. Lewat sebuah tugas kaligrafi bertuliskan "man jada wa jadda: siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil", Sebab aku hampir sama juga seperti Andrea Hirata, memiliki masa kecil di SD Muhammadiyah yang pelosok kampung dekat rumahku.

Saat itu, aku mewakili SD ku yang tergolong di kampung di sebuah ajang baca puisi. Aku bisa sampai Kota Bantul itu sudah sebuah prestasi buat SD kecilku. Meski akhirnya aku gagal membawa piala untuk sekolahku. Tapi aku bangga bisa bertemu Arsyita, juara baca puisi waktu itu yang di kemudian hari bisa satu SMP denganku, too good to be true, unbelievable, as if a miracle. Membaca Pahlawan Tak Dikenal- Toto S. Bachtiar dan Stasiun Tugu-Taufik Ismail hingga berdiri di Sekolah Seni Bugisan ditemani guru Bahasa Indonesia. Aku amat menikmati masa kecil itu.

Kesempatan berikutnya, aku maju di CCU soal2 IPS gitu. Haha sekolah kami memang belum beruntung dengan segala keterbatasan pun gagal. Lalu, kesempatan berikutnya, aku maju di CCA. Sampai tim gabungan Bambanglipuro meraih juara di Kabupaten, sebuah perstasi yang tak mudah untuk diraih apalagi olehku yang berkali2 gagal di kabupaten.  Kesempatan berikutnya, olimpiade MIPA SD di SD Bantul Timur, bertemu seorang anak perempuan Sanden bernama Nurlatifah yang sangat keren yang syukur Allah pun bisa saya temui di SMP, so unbelievable, as if a miracle. Padahal, pas garap soal IPA Fisika itu saya berasa gak ngerti apa2, buku saya kan cuma buku2 SD yang ga diajarin soal2 listrik, maklum olimpiade SD soalnya tingkat SMP, gimana saya bisa nggarap coba? Akhirnya saya memang belum berhasil untuk saat itu. Tapi lihatlah usaha keras itu berbuah di SMP. Saya bisa bersaing dg orang2 hebat yg ketika SD hanya saya temui saat kompetisi dg kemungkinan menang yang sangat muskil.

Saat SMP, saya yang ndak bisa bhs inggris apalgi kualitas inggris di SD kampung dan kota beda jauhh.. entah kenapa saat tes bilingual percontohan eh saya masuk meskipun tidak di ranking atas. lalu, di situlah pelajaran terbesar sya. Coping with something strange, english, and learning hard to survive in that class.

Pelajaran terbesar saya adalah Fisika. Pertama kali saya jatuh cinta pada Fisika adalah bahwa sy membuktikan kesungguhan mampu mengubah nilai 2,5 menjadi 10!!! Ya. ulangaan fisika pertama saya adalah nilai terburuk di kelas. 2,5! seumur hidup sampai saat itu baru kali ini seburuk ini. Akhirnya, ibu guru paling inspiring yg kemudian mjd wali kelas 9A saya, Bu Azizah, mendekati saya dan memberi motivasi. Akhirnya, ulangan kedua saya dapat 10! Allahu akbar! Hingga akhirnya, sejak kelas 1 saya direkrut dan lolos olim meski hanya smpe propinsi paling mentok ngimpi masuk Semesta tp cuma semifinal Pasiad.. makanya pas karantina di propinsi cuma melongo nggak mudeng materinya. Biasanya minta ajarin mbak Sekar Arum Seta partner yang sudah kakak 1 tingkat di atas saya. Tahun berikutnya, saya maju lagi dan kembali hanya bisa sampe propinsi. Namun saya bersama bu azizah bisa masuk Sience Center UGM hingga akhir, meski harus disela oleh gempa tahun 2006. Saya bahagia bisa ktm seseorang yang sangat menginspirasi seperti bu Azizah :')

SMA masa pencarian lagi. Saya yang anak desa kampungan katrok ini menginjakkan kaki di Padmanaba. Awalnya, bermimpi sekali masuk Semesta tapi sayang beasiswa saya tdk 100%. Apa boleh buat, dana nya kurang...

Well, banyak hal berubah saat SMA. Saya kost dengan usia yang paling muda di kosan saya. Jalan kaki dan bersepeda kemana2. tapi ini mah keren, tau nggak 3 sepeda yang ada di SMA3 saat saya di tahun pertama, dua di antaranya adalah punya saya dan punya mas Yosua Maranatha. Eit jangan berpikir aneh2 dulu, saya hanya bangga dan menghibur diri dengan kondisi dan keerbatasan saya kala itu. apalgi kakak kelas saya ini bukan orang biasa dialah jawara olimpiade fisika hingga internasional. Seringkali hanya sy dengar namanya saking sibuknya mengurus olimpiade di sekolah malah ga pernah liat. Makanya as i figured out the fact that he just rode bike to school is really something. Haha. Gimana coba anak2 lain pada nggak naik sepeda padahal orang sekeren mas Yosua aja naik sepeda? betapa sederhana orang2 hebat itu ya..

Saya masih ikut olim, saya menemukan sahabat2 dan keluarga kirpad dan SKI Al Khawarizmi. Saya yang amat kekanakan belajar banyak dari keluarga ini, Tapi di SMA ini saya sepertinya mulai mengerti bahwa saya sangat rentan dan mudah jenuh. Saya tidak lagi fokus di olim, sebenarnya ada kekecewaan yg sempat muncul pasalnya, tahun kedua nama saya tdk terdaftar sebgai peserta seleksi olim fisika sma. saya cukup terpukul karena sejak SMP saya terbiasa dg iklim yg sangat mendukung dan sekolah yang membutuhkan prestasi shg totalitas selalu disediakan. Bagaimanapun di SMA saya jadi belajar bahwa kita lah yang harusnya mati2an memperjuangkan cita2 kita, tak bisa lagi bergantug pada orang lain. Akhirnya saya temukan passion saya di language dg aktif debate meski saya kurang hobi debat sejujurnya makanya lebih produktif untuk speech, nulis, ataupun olim bhs inggrisnya LIA. Geguritan pertama saya diterbutkan Balai Bahasa karena Pak Yovie guru Bhs Jawa saya diam2 mengirimkan tulisan2 kami dan voilaa.. tulisan saya yg dipilih :)) Lalu saya menemukan nyala passion AFS saya sejak SMP kembali berkobar saat di SMA. Saya ingat betul impian itu terpatri oleh novel2 Muthmainnah-Maimon Herawati tentang kehidupan berbagai manusia di sudut dunia dan yg mengenalkan scr tdk langsung ttg AFS lewat tulisannya.

Dan kini, aku menapakkan kaki di Akuntansi FEB. Kejenuhan ilmu alam. Ketertekanan atas tuntutan paradigma pendidikan dan jalan hidup (apaaan coba hhe). Pencarian dan pencarian. Akhirnya yaa di sinilah aku. Aku mulai memahami diriku sendiri itu progress dariku. Selamanya ialah proses dalam diri kita. Tapi, apakah aku berada di tempat yang tepat? Seringkali aku bertanya di dalam hati. Well, saat ini aku blm bisa menjawab. Aku hanya ingin menguatkan diriku bahwa jalan masih panjang dan perjalanan ini harus aku jalani sepenuh hati. Aku harus ingat betapa Allah telah menganugerahkan semua ini padaku, ingat Na', ingat Bapak dan Ibu. Aku mungkin merasa tak sanggup, sungguh tak sanggup. Tapi Allah berikanlah kekuatan untuk kesempatan yang kau berikan ini, semoga aku bisa belajar akuntansi seperti ketika dulu belajar fisika atau bhaasa inggris pertama kali. Allah, ajari aku mencintai Akuntansi dengan sepenuh hati apapun yang terjadi. :))



Targetku:
1. Tiap selasa siang belajar materi yang barusan diajar
2. Tiap sabtu/minggu belajar materi selanjutnya. Ngerjain soal2 gitu. hmm semoga waktu bersahabat padaku. Semangaaaaat isnaaaaaaaaaaaaa!!

Tuesday, May 1, 2012

Semi di Bulan Mei


Aku menikmati musim semi ketika langit bersemburat cerah mentari yang hendak menghampiri peraduan setelah kebekuan bulan-bulan sendu. Nyanyian senja burung-burung beterbangan kian kemari. Wangi bebungaan yang menyembul di antara salju yang telah meleleh meresap ke dalam tanah bumi. Pesona semi yang kunanti dalam senyum mahkota snow drops, bleeding heart, dan forget-me-not.1
            Kuhampiri sebatang pohon rimbun. Pohon maple. Kurebahkan tubuhku di sekitar bayang-bayang senjanya. Menengadah pada langit biru. Langit luas yang membentang indah. Biru cerah dengan semburat awan putih tampak halus terkuas di atas sana. Oh senja, aku merasa tenang menatap langit yang satu menaungi segala insan bumi. Mengalun rindu lagu Home and the Heartland yang berdetak merdu di dalam dada. Dalam alunan Celtic yang mendayu dan perlahan memejamkan mataku, terbayang seraut senyum terlukis di sana. Aku pun menyapanya. Apa engkau juga melihat bayangan dan senyumku di langitmu sana?
***
            Kugandeng tubuh mungil itu menyusuri jalan setapak di antara persawahan yang tepiannya dirimbuni ilalang dan tanaman liar. Kubimbing ia menuju bangku peradaban masa depan, bangku persekolahan yang kuharap akan mengajarkannya sepercik kehidupan.
Hujan tadi malam menyisakan tanah terjal berliku menjadi becek dan liat. Aku mendesah di antara suara derap langkah kami. Bergidik setiap kali menjumpai sebentuk cacing menggeliat geli di atas tanah habitatnya. Demi apakah semua ini? Demi sawah yang teraliri air, tanaman bawang yang tumbuh subur, dan tentu saja bulir padi berisi yang siap dipanen. Demi roda kehidupan yang terus berputar agar tak berhenti ketika berada di bawah.
***
Tangan yang berada dalam gandenganku kini adalah tangan bermata biru. Tangan gadis cilik yang selalu ceria. Ia menggendong tas sekolah warna merah muda kesukaannya dan menggengam buku jurnal anak-anak Junie B. Jones bergambar gadis SD pintar berkaca mata.
            Sebelum aku melepasnya di gerbang sekolah, ia mendekatiku dan membisikkan sesuatu di telingaku. Ia ingin aku menjaga rahasianya jika sepulang sekolah ini, ia akan memetik bunga mawar kesukaan sang mama. Aku pun tersenyum.
***
            Lima tahun sudah roda waktu berputar. Lima tahun lalu yang tak pernah hilang dari ingatanku. Ketika pagi itu, ia tak ingin beranjak dari tempat tidurnya. Kebiasaannya menyusuri jalanan sawah, mencari buah ceplukan2, dan memberi makan lele seperti hilang begitu saja karena demam semalam. Tanpa firasat apapun, kuelus lembut kepalanya dan kubiarkan ia kembali terlelap.
Saat itu pukul 5.30. Aku pun beranjak menuju pinggir sawah tempat para petani menebas padi. Beberapa saat kemudian, ketika aku tengah sibuk mengumpulkan rerumputan untuk sarapan si Bonar sapi piaraan kami, tiba-tiba tanah tempatku berpijak seperti tak lagi datar dan mengayun-ayun kasar. Aku terjerembab berkali-kali. Aku mengaduh. Berlari meski jatuh berulang kali. Yang terpikir olehku hanyalah si genduk alit3, Desi.
Bak sekumpulan lebah yang beterbangan dari sarangnya, orang-orang berhamburan kesetanan. Di antara reruntuhan. Pun dengan bangunan yang empat puluh menit lalu adalah naungan kami. Tinggal puing-puing yang mengubur memori. Permataku, Desi Permatasari. Di mana engkau, Nak? Ibu di sini, ibu kembali. Hiruk pikuk orang-orang kebingungan mencari pertolongan. Aku tersungkur lemah mendapati permata kecilku ditemukan di balik timbunan rumah kecil kami. Tak ada tangisan pecah darinya. Tubuh kecil itu tak bergerak, berlumuran darah. Permataku, mengapa begitu cepat kau temui ayahmu dan meninggalkan ibu sendiri?
***

Hari-hari kulewati tanpa tawa polosnya, tangis manjanya, dan nyanyian kecilnya. Ada yang hilang dalam hidupku. Dalam derap langkahku di pematang sawah, seraut senyum mentari pagi yang terasa kelu, dan malam-malam yang berdendang tanpa suara. Sepi tak terperi. Aku terus bertanya pada-Nya. Tuhan, mengapa kau ambil ia dariku?
Setahun kepergian sang permata, aku berniat mengambil kesempatan untuk bekerja  sebagai pengajar di sebuah sekolah di lain benua. Walla Walla Elementary School. Sekolah taman kanak dan sekolah dasar. Aku mencermati sebuah aplikasi lengkap tempatku akan mengajar. Terselip foto manis gadis lima tahun dengan senyumnya yang menyapa jiwa. Ada binar di hatiku. Mungkin kesempatan untuk mengubur kepedihan. Menghirup udara di tanah seberang. Melihat dunia dan merangkulnya dengan cinta yang masih ada. Tuhan menjawabku dengan kehidupan dunia yang masih membutuhkan dekapan cinta. Bahwa selamanya cinta akan menyala dalam hidup dan mati. Saling mencahayai. Walla Walla4, aku akan membuka lembar kehidupan baru dengan penuh cinta di kotamu, kota kecil tempat air mengalir.
***
Semi yang tersisa di bulan Mei. Ia berlari di antara tupai-tupai kecil yang berkejaran di rerumputan taman kota. Dengan langkah malu-malu, ia membawa seikat bleeding heart warna merah muda dan putih salju yang ia pilihkan untukku. Aku tersenyum menyambutnya dengan serangkul kasih. Meski ia bukanlah siapa-siapaku. Aku merasakan ikatan yang teramat sangat. Daisy dan Desi. Dua nama itu menggema di hatiku. Aku merasakan ruh permataku seakan bersemayam dalam senyum manisnya, tawa polosnya, dan kebeningan hatinya.
            Dalam pelukanku, gadis kecil bermata biru itu membisik lirih, “Bleeding heart, please say my love to Desi, our family, our deepest feeling and sympathy.”5
***
 
1nama bunga-bunga yang biasa mekar  pada musim semi di kawasan Washington, Amerika Serikat  
2tanaman liar yang banyak tumbuh di dekat sawah memiliki buah berbentuk bulat kecil berwarna hijau.
3anak kecil (biasa digunakan sebagai panggilan sayang kepada anak dalam bahasa Jawa) 
 4(bahasa Indian: sumber air); sebuah kota kecil di bagian northwest (barat daya) Washington State.
5”Bleeding heart, sampaikanlah cintaku kepada Desi, keluarga kami, perasaan dan simpati terdalam kami.” 







Catatan ini ditulis: 
sebuah refleksi 5 tahun tanggal 27 Mei 2006/2011

dimuat di blog sebagai refleksi kembali :)