lovely picture

Monday, December 31, 2012

2012 Review and 2013 Outlook :)

Highlights 2012
Januari -  meniatkan pembuatan blog nurisma-najma.blogspot.com, mulai dari belajar wordpress akhirnya mutung karena bingung dan beralih ke blogger, lalu menentukan nama yang tepat. Hmm nama Nurisma sendiri yang terpikir pertama, nama ini sudah dibikin iseng saat masih SD.

Ceritanya saat masih alay, aku suka bikin nama2 panggilan sendiri, alasannya lebih enak dan simple. Beberapa yang tak buat jaman SD, ada NIM, Nurisma, Masyi (ini pas ngefans berat sma Maisyi, Ci Luk Ba banget deh jaman kecil saya), Aini (ini lupa ceritanya, yang jelas Isna temanku ngambil nama bagia belakanng dari Isnaini menjadi Nain, jadinya aku dapet bagian depannya- Aini, The Ai, The Kwek (ini ceritanya kami bertiga bikin kelompok angsa2an isna temanku The Kwok, ana temenku The Kwik, jadi aku The Kwek), The Nyunyi (kalu ini nama ayam betina piaraanku dulu, gak tau gimana bisa jadi nama panggilan anak2 sekelas --", Nur, Ithoh, Masyithoh, bahkan sebutan "Isna dobel/Isna kuadrat" (haha ada2 aja, karena ada dua Isna, Isna sahabatku juga dari kecil). SMP akhirnya aku banyak dipanggil Isna karena mulai nggak alay jadi tau cara memeperkenalkan diri dengan baik dan benar, official name gitu, simpel indah memorable. Meski gue ngalah lagi deh, ada dua Isna di kelas. Masyithoh jadi alternatifnya, hingga akhirnya teman2 tiga tahun smp Kelas Bilingualku yang menamai dan memanggilku dengan panggilan paling sayang menurutku, "IBUK" :") Bahkan Pak Zam dan Bu Azizah, dua orang yang kami anggap orang tua sendiri, ikut2 manggil aku ibuk, ide siapa lagi kalu bukan ide Putet yang lucu dan cantik, anak pertamaku (lhoh?) karena yang mempelopori ngasih panggilan itu dia. Thanks ya Putet :D

Nurisma Najma sendiri memiliki makna yang filosofis. Nurisma selain nama bikinan jaman kecil itu, merupakan singkatan dari nama panjangku. Kalo Mas Arkhadi, Bapak KIRPPAD menafsirkan dengan kreatif, nurisma artinya cahaya dari sebuah nama. Sedangkan Najma dipilih menjadi penyambung Nurisma karena Najma berarti Bintang. Bintang adalah benda di langit (luar angkasa) yang mampu memancarkan sinarnya sendiri dengan begitu cahanya menerangi kegelapan di sekitarnya. Semoga dengan nama ini Nurisma bercahaya, memeberikan cahaya dan manfaat kepada semesta.

Februari - Bulan Menulis#2 Ini acara gedhenya KPP untuk kedua kalinya. Kami mengundang Mbak Hanum dan Pak Rangga penulis 99 Cahaya di Langit Eropa di Dikpora. Aku sendiri merasakan BM untuk kedua kalinya, yang pertama sebagai peserta, yang kedua sebagai panitia. Syukurlah lancar meski jujur tidak mudah meng-uphigh sesuatu untuk kedua kalinya apalagi jika yang pertama udah sukses, banyak yang merasa BM#2 ini kurang feel, masih banyak lah sederet evaluasi. Yang jelas aku mengorbankan sebuah agenda besar buat BM#2 terlepas pada kurang puasnya panitia. Buatku 99 Cahaya ini buku yang inspiratif, apalagi Pak Rangga itu dosen di kampusku. Melihat latar belakang perjalanan beliau dari ITB hingga MM dan S3 di Austria kalu tidak salah, adalah perjalanan yang luar biasa ketika mereka berdua membuat sebuah perjalanan menapak tilas kejayaan islam.

Maret -Seneng2nya belajar Psikologi Dasar :) Terinspirasi seorang ibu, dosen akuntansi yang akhwat banget, Bu Wiwin. Gara2 HP ku bunyi di kelas beliau aku nraktir sekelas, akhirnya sih cuma beli kue brownies. HP bunyi juga disebabkan oleh suatu hal yang ga mutu, awalnya udah di-off kan, eh pas ditaruh kena tangan dan malah nyala dengan bunyi khas ketika hp nokia jadul pertama kali dinyalain itu lho. payah yah.


April - hectic IASC.


Mei - IASC 2012 International Accounting Student Conference. IASC Rangers- Mas Boy, Mb Hesti, Mas Irwan, Abu, dan Isna. Ya Tuhaan, ini bener2 acara bikin nangis. Mulai dari ngurusin seleksi notulen, trus betapa banyak hal yang bermasalah, namun alhamdulillah di akhirnya melegakan melihat senyuman para peserta. Gara2 ini juga gue banyak dipandang bermasalah sama dosen. Dan yang paling menyakitkan saat masalah tsb di-blow up oleh beliau. Dengan ending antiklimaks. Beliau dosen yang sangat saya kagumi sebgai seorang maba krn cara mengajarnya beggitu menantang, seorang muda, enerjik, cerdas, fast teaching, challenging, yang saya kagumi karena saya yang malesan ini bisa semangat banget di kelas matematika ekonomi. bahkan paling sering unjuk gigi, krena hanya di kelas ini saya menemukan gairah belajar dan alhamdulillah dikasih A. Meski beliau pernah berjanji pada yang bisa ngerjain soalnya dg cepat di papan tulis bakal dijajain dan saya memilih utnuk diam mengikhlaskan tidka menagihnya karena saya merasa nggak pantes toh saya juga biaas2 aja bukan jenius ato anak emas, beliau ga subjektif pasalnya. jadi kemungkinan terbesar beliau nggak kenal saya. Makanya pas insiden besra terjadi, slepas IASC berakhir, saya hampiri beliau saat breakfast di kafet, tersenyum bersahabat masih sama seperti pertama kali ketemu, hingga akhirnya beliau shock ketika baru sadar yang selama ini diserangnya (maksud baik mengevaluasi kami) adalah saya. Dan beliau tampak menyesal karena saya adalah maba yang di kelasnya selalu menjawab soal2. Sayang sekali beliau baru menyadari anak itu adalah saya, Bagaimanapun itu pelajaran berharga dari beliau, meski nama baik sedikit tercemar setidaknya ada pelajarannya. masa2 nakal saya, pernah bersitegang debat sama dosen ekonomika makro hanya karena idealisme saya. beruntung beliau masih sudi mengasih A- pada anak yang sudah keterlaluan mungkin buat beliau, tentu saja semua karena saya belajar keras.


Juni - 99 Cahaya Dari Padmanaba untuk Dunia, saya bersama teman2 mentoring lainnya.

Juli -  Libur Future Leader Summit, berkelana di Semarang, ketemu orang2 komunitas2 keren, sayang ketika saya ingin ajak teman2 di komunitas belum ada yang menyambut dg semnagat, alhasil sy berangkta dg teman2 dr tim lain, teman2 ugm.


Agustus - Ramadhan. Eid Mubarak!


September - Semester Baru :D


Oktober - SETY 2012 Sharia Economics This Year :") Pelajaran soal memberi di saat kita tak memilii=ki sekalipun.


November - Lupa, hectic LPJ.

Desember - KIB Kajian Intelektual Bersatu OJK BEM HMJ LK FEB, stress berat tiba2 diamanahin Acara menggantikan kawan2 lainnya. Overwhelming. SEF di hati kami. Rempong dari satu ATM ke ATM lain...








Saturday, December 29, 2012

Sastra Antara Cinta, Nada, dan Doa

Sebuah Anak Pena

Aku adalah sebuah anak pena
yang terlahir dari rahimmu
aku adalah untaian kata-kata
membentang selaksa samudera

Aku adalah anak pena
meski tak tahu cara merangkai kata
bagaimana cara mengeja
apa arti cinta

Aku adalah tinta yang menyala
dalam setiap tetes darahmu
dalam air mata dan cinta

Aku adalah mata pena
melesat jauh ke angkasa
oh adakah kau melihatnya

***
A Pen Child

I am a little pen child
born out of your cervix
I am the flowing words
wide as if the ocean

I am the little pen child
eventhough I cannot arrange words
how to spell
what love really means

I am the glowing ink
in every drop of your blood
in tears and love

I am the eyes of pen child
fly over the sky
oh do you see?

Yogyakarta,31 Juli 2012
 
*** 
#hanya cuplikan dari salah satu karya Harmoni Jiwa. Semoga.

Sobat, sudah hampir satu tahun Nurisma Najma mulai mengumpulkan tulisan-tulisannya yang berserakan. Selain menuh-menuhin memori laptop yang makin usang, sepertinya akan lebih bermakna jika dibaca, dari pada terlupakan atau bahkan hilang. Tapi sama sekali tak tahu bagaimana mengkristalkan tulisan2 itu, satu per satu jurnal dari semenjak SD entah dibuang ke mana. Ya, saya saat ini lebih lama menghabiskan waktu di luar rumah, karena saya tinggal bersama teman2 saya, sehingga ketika orang2 di rumah menjual barang2 bekas (loak) mereka tidak tahu barangkali di antara tumpukan itu adalah jurnal yang saya simpan dari SD. Sedih sekali bukan? Pernah ada harapan untuk menghadiahkan antologi Harmoni Jiwa untuk ibu. Yah, apapun deh namanya, meskipun saya tahu tulisan saya buat mereka tak ubahnya dengan hanyalah tumpukan sampah yang hanya memenuhi kamar, semakin tua dimakan usia, dan menambah jumlah barang loakan. M

Mungkin udah banyak ya penulis yang punya ide semacam saya, mengharmonikan sastra dengan nada bahkan visualisasinya. Sebut saja Dee. Atau penulis yang akhir2 ini benar2 membuat harapan itu kembali menyala berkat proyeknya yang luar biasa, Revolver. Hmmm proyek ini bikin saya tambah iri, iri untuk mencari gimana caranya tidak mau kalah untuk berkarya. Mungkin beberapa kali saya akan cuplik tulisan2 di blog ini, biar rame juga sih. Tapi yang jelas Fahd Djibran menampar saya keras2 tentang jatuh bangunnya dalam proyek Revolver. Ya, dia tak bisa melakukannya sendiri. Dia hanya penulis dengan gaya menulis yang bisa kubilang "gue banget" selain juga researcher di LIPI. Dia bukan musisi, maka nada hanya berdenting di tangan musisi. Dia bukan desainer ataupun sineas, maka kata-kata itu tidak mampu tervisualisasi secara sempurna di tangannya sendiri. Begitulah, dia bercerita tentang perjalanan proyeknya. Sayang dia belum tau ada anak ingusan yang sedari kecil punya mimpi yang sama, setidaknya sejak ia duduk di bangku SD dan mengenal sastrawan-sastarawan fenomenal seperti Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisjhbana, Sanusi Pane, WS Rendra, ataupun Taufik ismail lewat textbook dan antologi2 tua yang ada di perpustakaan. Andai saja saya bisa bertemu dengan Fahd Djibran, saya ingin belajar banyak darinya, bagaimana meriset yang oke, terutama riset yang berfokus pada sosial ekonomi bangsa ini, seperti bermain2 dengan grafik di kelas Prof. Mudrajad Kuncoro yang berkesan karena saya adalah presenter pertama yang mengajukan diri yang sok banget yah baru tau rasa deh dicecar habis2an dijatuhkan dengan keterbatasan analisis ekonomi saya, ya mungkin pengalaman pertama sebelum nanti saat sidang pendadaran yang sebenarnya saya lebih baik jatuh dari sekarang bukan? Supaya dua setengah tahun ke depan belajar lebih banyak. Selain riset, tentu saya ingin berbagi hobi dan kecintaan saya pada sastra, intinya saya suka tulisannya, gue banget, spertinya Fahd Djibran memang penulis banyak menginspirasi saya selain Dee, Muthmainnah, Andrea, dan kawan-kawannya yang luar biasa.

Adakah yang tersengat semangatnya? Untuk sebuah proyek yang saya tidak tahu apa namanya, kristalisasi coretan yang berserakan, sebut saja dia adalah "Cinta, Nada, dan Doa dalam Sastra". Mungkin saja kita bisa berbagi atau mungkin kita bisa mewujudkannya bersama? :) Biidznillah..

Friday, December 28, 2012

IERO Indonesian Economic Review and Outlook



28 December 2012, Audiovisual FEB UGM

Today was my first final exam. Since I got quite plenty of time, also the rain outside forced me to stay in the campus, I decided to join IERO before my exam started. Hmmm sort of excitement, to give my self the sense of economics. A little by little. Slowly but surely. Here's what i would like to share as I was waiting for the rain and the time to go off. May it be useful :)

Moderator: Mr. Muhammad Edhie Purnawan
Speakers: Prof. Sri Adiningsih, Prof. Tony A. Prasetiantiono, Prof. Tandelilin, Mr. Gunawan Singodiatmejo
Event Organizer: macroeconomicdashbord.com

A. Economic Update - Prof. Dr. Sri Adiningsih
Key Points of Economic Review 2012:

1. European Crisis has become an important issue.
2. Economic growth of China, India, Japan, US weakens
3. IMF predicts global economic growth in 2012 will only be 3.3%, 3.6% in 2013. (in 2011 it reaches 3.8%)
4. Uncertainty of global economiy due to European crisis has influenced Indonesian Economy in two sectors, trade and international finance.
5. Indonesian economic growth is only 6.17% yoy (6.37% Q II 2012)
6. Domestic economy comes from Household consumption and Fixed Modal Creation.

sorry to be continued ._.

Bermimpilah, setidaknya kau akan memeluk guling di sampingmu..

Bermimpilah, setidaknya kau akan memeluk guling di sampingmu..

Sobat, tau nggak maksud kata-kata ngaco di atas? Pasti pernah denger kan ya, ini kata-kata disadur dari si Arai nya Laskar Pelangi. Lupa tepatnya di sebelah mana halaman berapa, intinya Arai pernah bilang "Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu". Luar biasa banget ya Arai, dengan kata-kata ini dia mampu membakar semangatku setidaknya semenjak duduk di bangku SMP, Laskar Pelangi udah fenomenal banget di hatiku.. ciee.. nggak lah ya, begini soalnya LP itu baru booming pas aku dah sma pertengahan gitu, orang2 baru heboh pas aku sendiri ngerasa itu buku kan udah lama kenapa boomingnya terasa telat gini? Hahaha anyway, thanks Lina yang udah mengenalkanku pada Laskar Pelangi dan Andrea Hirata. Tak hanya itu, dia nih yang banyak menginspirasi aku, setidaknya karena dia yang mengenalkanku pada Dan Brown, Andrea, Muthmainnah..

Dan segala puji bagi Allah, salah satu yang bisa menjadikan what miracle really is, gimana akhirnya impian itu menjadi kenyataan ya berkat penulis2 yang dikenalin sama Lina.. Dan, selama ini pula aku banyak belajar dari kedewasaan, ketegaran, dan ketangguhan seorang Lina dan dengan kekonyolannya juga hehe, I'm so proud and glad to have you as a friend of mine :") Membaca surat-surat dari sahabat tercinta itu rasanya menenangkan dan menentramkan ya. Ketika ia menulis dengan semangat yang membara, maka semanagat itu menjalar kepadamu begitu saja. Ketika surat itu menjadi renungan, muhasabah, maka kesenduan itu begitu saja terbagi. Tak peduli di mana pun kita berada. Tak peduli sejauh apapun jarak, atau selama apapun waktu memisahkan kita. Sayang mungkin belakangan hobi menulis surat itu cukup lama kutinggalkan.

Sang Pemimpi dengan Eddensor-nya cukup membuatku ingin menjelajah, menemukan Edensorku sendiri. Muthmainnah dengan tulisannya yang meskipun agak roman tapi banyak memberi inspirasi tentang kehidupan yang multikultur, kehidupan asing, dan the thrill of a journey yang semakin bikin aku yakin bahwa hidup ini penjelajahan, penjelajahan diri sendiri, mengenal dan menjelajah semesta, dan pada akhirnya kembali kepada-Nya.

Pernah suatu ketika, seorang anak bertanya pada ibunya. Ibu, kenapa kau ingin aku begini? Kenapa tidak kau biarkan aku begitu? Pernah suatu ketika, seorang anak bertanya pada ayahnya. Ayah, mengapa kau begitu berharap aku melakukan apa yang kau inginkan? Ayah, aku hanya merasa bahwa terkadang impianku berlebihan, dan terkadang justru pula impianku sederhana. Pernah suatu ketika seorang anak bertanya kepada Tuhannya, Tuhan adakah benar ini diriku?

Ganti scene yang lebih ceria haha setelah mulai rada2 serius. Ceritanya, beberapa hari yang lalu, boseen dan pingin nonton apa gitu yang bikin semangat. Akhirnya, N5M. Huwooow... Emang sih udah film awal tahun ini, yah itung2 review film setahun ini dan mengumpulkan semangat baru..

Di sana, si Alif yang bermimpi jadi Habibie ternayata justru masuk di sekolah pondok. Untungnya ada Baso yang super pinter dan alim  wkwk jadi yang paling bisa membangkitkan semangat yang lain. Dia tuh besar banget tekadnya untuk jadi orang yang paham agama, meski hanya punya seorang nenek yang sudah renta, tapi tekadnya menyala seperti man jadda wa jada. Maka Alif tak mau kalah. Tak ada Habibie, Ainun pun jadi, loh? Maksudnya, ya udah lah yaah (dengan gaya lebay nya anak2 SEF), Alif pun kepincut jadi jurnalis yang bisa mengembara ke Amerika Serikat meski berulang kali rasanya pengen kabur dari pondok.

Sekarang giliran aku bercerita Sob, sedikit saja tentang Man Jadda wa Jada ala Nurisma :) Pasti Khad, Nain, dua sobat kecilku masih ingat bahwa kami adalah tiga menara yang juga dibesarkan dengan mantra ajaib Man jadda wa jada.. Waktu itu kalu tdk salah, Ibu guru kami, yang tiap pagi mengajari kami membaca murottal mulai dari alif lammim sampai lillahima fissama di akhir surat itu.... menugaskan kami membuat kaligrafi.. dan tulisan di kaligrafi yang ditugaskannya berbunyi "Manjadda wa jada" di bawahnya ada arti terjemahnya tapi agak lupa yang ditulis ibunya apa, kira2 intinya "Barangsiapa yang bersungguh -sungguh berusaha, maka ia akan berhasil." Ternyata tidak hanya 5 menara, KIN tiga menara kami pun tegak berdiri seperti mimpi besar yang selalu membayangi meski hingga saat ini kami masih menjelajah dan menggapai menara2 impian kami.

Tenggelam dengan masa2 smp yang cukup menjenuhkan juga menyenangkan, terobosan impianku mulai berkobar. Semesta Boarding School, Gunungjati, Semarang! Ini kayanya mimpi tertinggiku di usia anak 3 smp. Banyak mendengar sepak terjang tetangga di kampung sebelah yang berhasil disana, aku semakin semangat melihat kemungkinan berapapun yang msh mungkin. Aku berjuang memcahkan berbagai soal matematika padahal aliranku fisika maka trik2 matematika banyak yang aku pelajarai muali dari nol. karena hanya dengan lolos final matematika pasiad nasional, tiket masuk sma itu berada dalam genggaman. Ya Tuhaan... Ternyata memang aku hanya berhenti di semifinal. Impian sekolah di semesta itu pupus. Pasalnya, biayanya selangit tanpa tiket gratis beasiswa. Akhirnya, aku dipertemukan dengan Pak Haris, Kepsek pemimpin yayasan itu. Semesta di tengah2 hijau dan damainya pegunungan itu, terasa seperti istana di tengah2 hutan. Aku membayangkan bermain basket di tanah lapangnya, tinggal bersama teman2 dalam asrama, dan berjalan2 mengitari sekolah yang bersetting pegunungan. Jauh dari keramaian kota. Aku merasakan ini benar2 sekolah impian, Tuhan hanya jika kau ijinkan. Pak Haris dengan diplomatis memepersilakan aku mengikuti serangkaian tes tertulis dan wawancara, dan abik sekali menerima kami, membesarkan hatiku. Dia hanya berjanj akan mengusahakan beasiswa itu, hanay saja sistem subsidi silang yang diterapka  yayasan akan menentukan keputusan beasiswa itu. Aku pelang masih dnegan secercah harapan. Hingga akhirnya, keputusan akhir mengatakan beasiswaku parsial artnya biaya itu amsih terlampau tinggi utk kondisi keluargaku saat itu. Dan aku akhirnya mengubur impian itu. Padmanaba, here I come.

MOSku bertemu Mas Aichiro dan Mbak Rizkya banyak menginspirasi tentang kehidupan penjelajah sejati. Aku tulis jelas2 dalam harian MOS ku bahwa aku berdoa suatu ketika bisa merasaakn penjelajahan itu. Dan akhirnya Tuhan mengantarkanku pada Walla Walla, kota kecil dan tua penuh cerita cinta. Tentang Mama dan Liliana. Tetang Samantha kucing yang hobi sekali bermain-main di kamarku. Tentang masa2 yang tak bisa terulang kembali. Intinya, mimpi, doa, cinta! Ishoma, eat pray love kata teman2 IASC2013 :D

Aku ingin menjadi Sapardi. Sapardi Djoko Damono dengan Hujan Bulan Juni-nya di Desa Tembi. Sapardi yang masa kuliahnya dulu bebas dari kelas dan berkelana di perpustakaan karena masih leluasanya kebijakan kehadiran kuliah pada jamannya. (bikin iri orang yang ngak suka TA tapi harus menjenakkan diri dlaam kebosanan dan kekakuan runag kelas). Sapardi, sastrawan sejati dari Ilmu Budaya UGM,  banyak menerjemahkan karya, The Oldman and The Sea, dll. Sapardi yang demikian dipercaya jadi Rektor UI.

Aku ingin menjadi Profesor Suwardjono. Meski tak pernah aku menjadi murid di kelasnya. Meski tak pernah benar2 mengenal sosok beliau sebab seringkali hanya memandang kagum saat beliau lewat atau berdecak saat teman2 yang beruntung diajarnya berkisah tenatng bapak Teori Akuntansi satu ini.

Aku ingin menjadi Nurisma sebagaimana ia tersenyum dalam keriangan kanak2nya seiring dengan kedewasaan yag pelan-pelan didekapnya. Tuhan pertemukan aku padanya, pada-Mu yang paling mengerti siapa sejatinya jiwa ini.

#tadinya mau bikin tulisan motivasi, enddingnya curhat juga. maaf sobat2, semoga ada manfaatnya yaa.. bermimpilah dan berkilaulah (kata salim a fillah) :)








Sunday, December 9, 2012

Sajak Debur Ombak-The Rhyme of Tidal Waves


Andai kau adalah laut
dan akulah butiran pasir
butir yang membaur lebur
berdesir, menguntai sajak debur ombak

Andai kau adalah butiran pasir
akulah sepoi angin
selaksa asa yang mengalir
melayangkan pelangi mimpi di atas mendung
lalu menyatu bersama debu
menghempas lepas di antara sajak debur ombak

Andai kau adalah laut
dan akulah butiran pasir
terberai aku di antara debu
hingga laut memeluk dalam setiap dekapannya
mengikat kuat setiap butir pasir
terukir indah jejak-jejak di atasnya
meski ombak akhirnya menyapu semua
setiap ia pasang dan surut


Andai kau, aku, kita, hanyalah ombak di laut
dalam deburku,
akan kuceritakan segalanya
kepada langit, awan, dan semesta
pun dalam dengkurku,
akan kukabarkan kepada dunia
dengarkanlah,
dalam sajakku,
dalam sajakmu,
dalam sajak debur ombak.

Adakah gerangan ombak saling mendengar debur sajak mereka?


Pandansari, 9 Desember 2012
Nurisma Najma.

***

The Rhyme of Tidal Waves

If only you were the sea
and I were the sandy dunes
the particles that blend in one
oscillates, creating the rhyme of tidal waves

If only you were the sandy dunes
and I were the wind
flying the rainbow of dream over the dark clouds
eventually they become united in dust
released in between the rhyme of tidal waves

If only you were the sea
and I were the sandy dunes
in between the dust I would be separated
until the sea hugs in each of the greets
tie hard each of the sandy dune
the steps beautifully printed on
although the tide would finally clear everything
as the tide rises and falls

If only you, I, and we were only the tides on the ocean
in my tides,
I would tell anything
to the sky, clouds, and universe
as in my slumber,
I would greet the world
listen,
in my rhyme,
in your rhyme,
in the rhyme of tidal waves.

Would the waves listen to each other for they hear the sound of their rhymes?


Pandansari, 9 December 2012
Nurisma Najma.