lovely picture

Tuesday, December 31, 2013

Under The Lines of Prayer

this is a dedication to every beloved one :) Life has been a great journey! Keep going! Have a great adventure and memories..

i'd call "poetic music". it;s just an absurd part i did to enjoy some pieces of memories and hopes towards the day after. thank you and wish we'll have more to share our dreams in the future.

ehttp://www.youtube.com/watch?v=1emGa-PALIM&feature=youtu.be


Friday, December 27, 2013

Catatan Akhir Tahun

Catatan Akhir Tahun ini penuh warna. Musikalisasi akhir tahun masih digarap. Under the Lines of Prayer accompanied by Yiruma. Musikalisasinya yang di soundcloud sdh ada kok tapi jelek dan musiknya kurang jelas. Beneran, membaca puisi dan merekamnya sendiri itu absurd sekali. Nggak bisa lepas. Kadang spontaneous performance onstage justru bisa lebih lepas. Entahlah. Mungkin aneh aja bikin self recording dan harus menghayati bersamaan yah sulit ternyata. Tapi musikalisasi akhir tahun ini ga pake suara toh udah ada ahlinya si Yiruma :) Pianonya nyuss lah, May Be.. Udah ada sih puisinya tapi belum ngumpulin foto2ny males editing haha.. Aha ditunggu lah ya :))

Btw, ini bakal random banget. Its an emotional end of the year. Harusnya persiapan buat ujian nih tapi ga tahan buat ga corat coret blog.. Tahun ini sesuatu pokoknya :))

Timeline Review - A Flash Back

ASTW 2013 :)

SEF 2013 :) Thank You Allah, for rewarding me a great family "SEF" :) Makasih teman2 semoga bisa saling menguatkan yaa... Buat 2012 2013 maaf jika belum bisa memberikan yang terbaik dan sesuai harapan kalian. Learning is a process. Sepanjang masa kita belajar dan berkembang bersama yaa :)
Seorang kawan seangkatan menggenapkan separuh agamanya :)) Barakallah Intan... Wah luarbiasa banget nih, di acaar2 beginilah kami sekarang sering reuni dadakan. Kemarin mbak mentor sma juga. Dan kami bisa reuni dadakan ;)

TNT-the girl from Vietnam arrived..

SETY 2013

WNYLE :) Failed to fly over Finland TT Dont give up, you will get there one day!

Mungkin, isna masih banyak kekurangan. Terutama harapan orang tua masih amat jauh. Selain itu juga isna masih sosok yang sama. The same emotional girl. Smapai pada titik di mana saya kembali diingatkan seperti pesan kakak tatib kala saya masih anak cupu X sma. Yaah curcol deh.. Saya ingin dewasa. Ingin sekali. Tapi satu hal ini saya tidak tahu kenapa sulit sekali dikenadlikan.. Sampai ketika teman itu megingatkan saya. Ya, saya harus lebih dewasa. Dan, dengan cupunya saya bertanya. Nah itu dia, isna belum nemu caranya menahan air mata. Apalagi ketika saya menguatkan diri sendiri. Dan ketika itu pula, orang-orang di mana saya mencoba menguatkan diri saya dan mereka justru melihat berbeda. Dan yang paling miris adalah ketika adekmu sendiri mengatakan, "Meskipun hati Mbak kuat, tapi fisik Mbak nggak  bisa bohong." Dan saya pun jatuh karena di depan mereka pun saya tak mampu meyakinkan mereka. Menyalahkan diri sendiri? Tidak. Kadang saya butuh sendiri. Merefleksikan kembali setiap pilihan dan kejadian. Dan, selalu mereka orang-orang luar biasa di samping sayalah yang membuat saya kembali tersenyum bahagia. Dan benarlah kata seorang teman, "jangan memendam segala hal sendirian." Well Isna, berbagilah dan berbahagialah karena Allah selalu ADA :))

Ya, semoga tahun ini pembelajaran. Tahun 2014 semoga lebih baik lagi. Lebih produktif menulis ilmiah, bolehlah selingan nulis puisinya ahahaha, yaa pokonya belajar tetap nomor satu isna. Makasih banyak banget SEF udah banyaka mengajari. Jujur awalnya sy ragu apakah di sef hanya begini2 saja seperti banyak pandangan orang. Tapi sesungguhnya saya telah banyak belajar. Mulai dari mengambil value dan nilai dari setiap niat dan tujuan. Memahami karakter masing2. Dan belajar sedikit demi sedikit... Ya belum banyak isna akui. Tapi isna makin semangat nih buat ngejar prestasi :)) Mohon doanya semoga kita sama2 bisa mengambil pelajaran dari semua yang kita lalui.

Semangat sampai bahagia di akhirat :")


Ini link video sef 2013 :")) Isna sayang SEF :))

0https://www.youtube.com/watch?v=Kuts0QR9IL0

Monday, December 23, 2013

Ada

ada begitu banyak cerita
ada begitu banyak suka
ada begitu banyak duka
kadang aku bertanya mengapa

mengapa begitu banyak
hal yang terjadi begitu saja
mengapa begitu banyak
kebahagiaan dan kesedihan
yang berlalu begitu saja
mengapa begitu banyak aku lupa
apa sejatinya makna semua ini

bukankah hidup di dunia
hanyalah fragmen kecil
fragmen sederhana
dari sebuah scene kehidupan
yang tertulis dan tak terduga
bagaimana akhir dari segalanya

seringkali aku merasa
bukan apa-apa
bukan siapa-siapa
karena ada begitu banyak harapan
yang belum sanggup kuwujudkan

seringkali aku termenung
bagaimana mewujudkan setiap harapan
harapan dari kedua orang yang paling berharga
yang mampu menyalakan jiwa ini
pun jiwa ini teramat kerdil

kadang aku lelah dengan teori, logika, dan matematika
aku lelah dengan akuntansi, ekonomi, dan idealismeku sendiri
namun, ada kalanya aku pun merindukan mereka
selalu saja ada keanehan semacam ini
barangkali inilah bagian dari paradoks kehidupan

kehidupan manusia adalah maha karya-Nya
ya, maha karya
semoga kita adalah aktor-aktor terbaik yang dipilih oleh-Nya.
-nn

"Laqad halaqnal insana fii ahsani taqwiim. Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam sebaik2 bentuk.tsumma radadna huasfalasafiliin.  kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yg serendah2nya. ilalladzinaamanu wa'amilusshalihaati falahum ajrun ghairu mamnuun. kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh maka mereka akan mendapatkan pahala yg tiada putus2nya. famaa yukadzdzibukaba'dubiddiin. maka aoa yg membuat mereka mendustakan hari akhir sesudah adanya keterang2an? alaisallahubiahkamil hakimiin. bukankah Allah hakkim yang seadil2nya?"

TT #deepcontemplation




Wednesday, December 18, 2013

101 Cinta dari Jogja: Memberi Warna di Akhir Tahun :)



Ku memang suka main musik. Ku suka bernyanyi yang asyik. Coba kawan-kawan dengarkan. Kunyanyikan ini... Musik bukan sembarang musik. Musik bikin kita terusik. Jadi manusia lebih baik. Inilah musikku... (Nasyid Memang Asyik-lagu nasyid yang cukup populer dibawakan oleh Fatih Acapella)

Musik bukan lagi soal gaul atau trend. Musik sudah saatnya menjadi sebuah seni karya yang bersifat universal dan bisa dinikmati siapa saja. Namun, musik tidak seharusnya hanya cukup untuk dinikmati karena semestinya ia menjadi warna yang mampu menginspirasi dengan esensi nilai-nilai melalui  harmoni nada yang menyentuh jiwa dan memberi pemaknaan terhadap kehidupan.
Penghujung tahun 2013 ini, Sm@rt Syuhada bersama Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN) Yogyakarta menggelar Konser Musik Mulut “101 Cinta dari Jogja”, insya Allah pada Ahad, 29 Desember pukul 15.00 di Concert Hall-Taman Budaya Yogyakarta.
“101 ini angka yang fantastis,” ucap Dimas, koordinator Konser Musik Mulut dari Sm@rt Syuhada. 101 Cinta menjadi jiwa dan semangat yang membara untuk terus menebarkan nilai-nilai kebaikan salah satunya melalui musik dan seni yang dikemas unik berupa konser musik mulut. Inilah harapan bahwa semangat 101 dapat menjadi inspirasi dalam berdakwah melalui seni.
101 Cinta akan menampilkan kolaborasi yang spektakuler dari berbagai jenis grup nasyid di Yogyakarta di antaranya Fatih, Sintesa, Riham, Awallun, Al-Ghifari, Azzam Voice, Qalbu Insan, Ninetynine, Neoramdhanz, Vertizone, Dasi Nasyid, dan berbagai nasyid pelajar di penjuru Yogyakarta. Selain itu, panggung 101 Cinta akan diwarnai dengan penampilan dari Teater Forum Lingkar Pena (FLP).
Segera dapatkan tiket 101 Cinta dari Jogja melalui contact person  Iman (085725989896). 101 Cinta, sensai 101 munsyid bernyanyi bersama. Sansikanlah, 101 Cinta dari Jogja!


NB:
Promosi di blog sendiri boleh laah ya karena iini belum di-edit jadi kalo ada kesalahan ya kesalahan saya pribadi. :)

Untuk Malaikat-Malaikat Bercahaya



Hari ini hari Rabu. Hari yang amat sangat padat dalam jadwal sepekan. 12 sks beruntun belum juga tutorial. Syukurlah, hari ini tidak ada tutorial jadi waktu break siang bisa termanfaatkan. 

Dan, hari ini sungguh warna-warni :”) Hmm.. Bersyukur sekali. Kadang memang Tuhan terlalu baik. Dalam ketertekanan yang amat mendalam (karena faktor dari dalam diri), Dia sisipkan senyuman-senyuman yang tak terduga di hati. Terkadang, itu semua cukup dengan pesan ibu yang selalu tiba di saat yang tepat, atau wajah-wajah orang-orang terkasih yang selalu terpancar kebaikan dan ketulusan mereka. Mereka terlalu istimewa. Hanya saja jiwaku terlalu kerdil. Itu saja. 

Dan merekalah yang paling mengerti bahkan lebih memahami diri ini yang kadang terlalu rumit. Ironinya mereka seringkali lebih paham dari pada diri saya sendiri. Terima kasih untuk malaikat-malaikat yang selalu memancarkan cahaya di jiwa yang bukan apa-apa ini.

 P.S.:
Hari ini kuis pajak mendadak dan benar2 sedih karena belajar pajak seperti belum tergerak. seperti lebih baik saya disuruh belajar dan mengaerjakan ekonometrika dari pada pajak. nggak ngerti sama sekali TT (feeling depressed)

Di saat titik depresi mencapai kulminasi adalah saatnya kelompok Akmen presentasi. Dan menyentuh sekali, ibu Wulan bilang ini presentasi yang tulus. Oh ini sejatinya ketulusan yng menjadi cerminan dari ketulusan seorang guru. Terima kasih Ibu sayang bu Wulan.

Dan hari ini pun ditutup dengan sharing menyenangkan bersama teman2 Kajian Riset dan Pak Akhmad Akbar. Lalu, PH fotto bareng :) Alhamdulillah terimakasih untuk hari yang luarbiasa.
 

Friday, December 13, 2013

Twinkle Lil Star-PianoGuys

This is relaxing piece. A lullaby played gracefully.


\http://thepianoguys.com/portfolio/twinkle-lullaby-twinkle-little-star/




Mom, Ilyn, thank you for the music-the songs I'm singing. Thanks for all the joy that's ringing.
The joy of first year piano. I do miss learning the music. I do miss the recitals.

Thursday, December 12, 2013

Semangat!

Sedang tidak bisa tidur dengan tenang. Selesai satu bab Perpajakan yang saya merasa sangat awam. Masih kurang menulis rangkuman tiga bab lagi. Tulisan tangan. Merasa saya benar-benar tidak paham. Seperti nostalgia jaman SMP nggarap soal Pajak juga nggak seribet di bangku kuliah ini. Huf huf huf. Tidak mau mengeluh hanya saja sejujurnya, membaca buku Akuntansi itu rasanya belum senikmat membaca rumus-rumus. Seriusan. Rasanya rumus masih tetap lebih baik daripada logika yang masih sulit dipahami dari bahasa dewa yang di Akuntansi.

Dan di saat-saat di mana perasaan tidak menentu, kepala mau pecah rasanya. Simply kadang bingung mau belajar dari mana. Dan di saat itulah Tuhan tuh justru menampar saya. Bahwa di titik di mana kamu nggak ngerti apa-apa, nggak bisa apa2. Di saat itulah kamu harus ngasih apa yang kamu punya. Ya, adek saya yang di Bantul sana. Anak kelas 3 SMA yang paling alergi matematika dan fisika malem2 datang hanya untuk begadang itu mantan pelajaran yang saya suka. Sebenarnya ketika seharian kuliah pulang maghrib lalu lanjut belajar bareng habis isya itu luarbiasa banget. apalagi otak mulai hang.. Resistor, kapasitor, apa? Induktif, kapasitif.. Rasanya sudah asing. Apa apa? Mikir lama istilahnya.. Ah ini kenapa pusing sekali bermain2 bahasa dengan term2 yang jauh berbeda dengan dunia sekarang. Lucunya, kami beda sma. Tapi guru fisika kami sama. Ah, saya kangen 'hiburan' 'iseng' nya pak Jumiran. Hiburan iseng itu istilah untuk tugas dan ulangan :)))

Ya Tuhaan, tugasnya luarbiasaaa . Sampai bingung mulai dari mana, eh akhirnya ke blog hehe.

Anyway, akhir tahun banyak sekali kejadian. Bahkan tadi pagi, mendapatkan suntikan motivasi dari seminar yang diadakan dashboard Ekonomika Kerakyatan. Keynote dari sang Jendral ngenaa.. "Belajarlah ke manapun, tapi hadapkanlah hatimu untuk rumahmu Indonesia." Jadi keingat sama teman2 Sigulempong... Sigulempong itu bocah2 bina antarbudaya th2008/2009. "Lebih baik di sini rumah kita sendiri." Banyak banget iilmunya pengen aku salin catatan di sini cuma mungkin lain waktu. Banyak inspirasi buat desain KKN. Hmmm

Sepertinya hampir di semua sudut sedang panas. Pemira di mana-mana.Bahkan di seminar tadipun politik juga disentuh. Makin ruwet aja hidup ini. Satu selesai. Hal lainnya mengular... Move on dari satu hal ke hal berikutnya. Hanya saja... Aku ini siapa? Mau jadi bagian yang mana? Apa aku ada artinya? Aku selalu berharap tak menjadi bagian dari apapun. Tapi skenario-Nya siapa yang tahu. Ahhh sudahlah.

Semangat Neko Namen. Semangat UAS Isna. Menghitung hari nih. Semangat SEF. Semangat 101. Semangat sampai akhir hayat. Sampai bisa senyum di akhirat.

:)

Monday, November 18, 2013

Di Atas Menara

Untuk Jingga,

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari bangunan delapan lantai ini di mataku. Selain menatap langit dan awan mendung yang memayungi merapi pasca erupsi tadi pagi. Semburat merah matahari senja, mewarna penjuru kota  yang tampak bercahaya dari atas menara.

Menunjang dan menjulang. Barangkali slogan ini tak asing lagi di kawasan Sosio Humaniora. Sejatinya slogan ini sebuah paralelisme yang unik. Menjulang mudah dimaknai secara kasat mata. Sedangkan, menunjang... Menunjang siapa, menunjang apa, dan menunjang dalam hal bagaimana? Menunjang, sebuah visi implisit yang secara kasat mata sulit diterjemahkan dibandingkan makna menjulang itu sendiri. Meski menjulang pun dapat bermakna ganda dalam hal memuncak dalam karya. Menunjang dan menjulang berirama.

Banyak hal terjadi begitu saja. Kadang alam sadar kita tak bisa menangkap setiap kejadian di depan mata. Terima kasih Jingga untuk senja yang menyenangkan. Banyak hal yang mungkin aneh dan membingungkan tentang hidup ini. Pada titik kulminasi di mana kita mencari tempat untuk menepi, mencari tempat untuk bercengkerama dengan-Nya, Dia selalu ada meski tak kasat mata. Dia selalu mengirimkan tempat yang tepat.

Dan bersyukur sekali akan hari ini. Ternyata seseorang yang tepat itu adalah menghabiskan senja dengan instrumen walk in the night, little traveler, memo sety, kopi cantik nan pahit, dan seperangkat standar peraturan akuntan publik di layar monitor yang tak lebih menarik dari adobe effect-nya Jingga. Miraculously creative. I believe.

Sunday, November 17, 2013

Secercah Cahaya


bilamana jiwa-jiwa kita saling menyapa, saling bercahaya.
adakah kau rasa betapa indah kekuatan cahya-Nya?
bilamana jiwa-jiwa kita tegak berdiri, saling mencahayai.




sekecil apapun nyalanya, bukankah kilau-Nya menjadi amat kuat terasa?
seredup apapun jiwa-jiwa ini tampak di mata, teruslah menyala untuk-Nya.
bercahayalah di manapun berada,
karena kita adalah cahaya yang kita cari dalam kegelapan yang terasa.




Friday, November 15, 2013

Perjalanan Nostalgia, Berkeliling-keliling Desa

Saya sangat merindukan masa itu. Berlarian. Bersepedaan. Di antara pematang sawah, di antara lumpur tanah, di antara suara jangkrik, burung gereja, dan nyanyian bocah kampung di antara sorakan takbir, bahkan nyanyian di balik hujan. Masa di mana matahari, awan putih, langit biru, tanah lapang, dan persawahan menjadi kawan yang tak terlupakan. Entah kapan saya bisa kembali pada masa itu lagi. Masa di mana senyum polos dengan binar sepasang bola mata bening yang menatap langit dengan sejuta impian.

Sepekan ini bisa dibilang pekan yang luar biasa. Perjalanan nostalgia, berkeliling-keliling desa. Busy bee, bolak-balik Bantul-Jogja. Tapi asik. Asik banget. Kesempatan ini saya nikmati sekali. Jadi, saya dan Rahma tergabung dalam tim enumerator untuk pengumpulan data penelitian yang sedang dilakukan Pak Akhmad Akbar. Penelitian tsb bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh KKN-PPM terhadap UMKM di DIY. Tim Bantul sendiri terdiri atas empat orang yaitu Anin, Rahma, Agung, dan saya. Saya pikir inilah saatnya saya kembali ke kampung halaman. Mungkin sudah terlalu lama saya pergi berkelana tanpa mampu memberi apa-apa pada tanah kelahiran. Mungkin impian saya kadang terlalu muluk. Ketika seringkali saya hanya menggigit bibir atas keterbatasan dan angan-angan yang kadang terlalu tinggi. Setelah berulang kali menampar diri sendiri menyadari betapa idealisnya saya. Ya, dan ayah telah berulang kali menampar saya dengan betapa idealisnya saya.

Maka ini adalah hal yang bisa saya lakukan. Barangkali tak ada efeknya. Barangkali tak ada apa-apanya. Tapi saya cukup menikmati kampung lagi. Barangkali juga bisa ada inspirasi buat KKN tahun depan. Saya masih bingung mau KKN di mana. Saya merasa untuk benar2 berkarya nyata di kampung sendiri aja belum bisa. Saya sih berharap bisa kembali ke rumah saja mengerjakan program KKN yang benar2 bermanfaat dan bisa mengembangkan kampung halaman. Tapi saat ini fokus masih ngurus hal lainnya, KKN gimana nasibnya. Apalagi banyak yang mengomentari betapa saya suka jalan-jalan ke luar. Hmm jujur saya memang suka. Cita-cita keliling dunia udah dari SMP. Apalagi Charity Concert dari Australian Choir dari Wollongong dan gempa Jogja itu memotivasi saya banget buat mengenal dunia luar. Tapi dari situ juga saya belajar untuk mengkritik. Kenapa harus ke mall? Bahkan di rumah saya jjarang ke mall. Jadi kenapa saya harus bangga main ke luar negeri dan ujungnya hanya ke mall? Dan ini akan ssaya ceritakan di episode lain ketika melihat sisi lain Filipina. Gara-gara nekad melihat sisi lain inilah saya beranikan keluar dari mainstream. Pergi dari rombongan. Melakukan perjalanan hanya berdua dengan kawan saya dari Jepang. Kayanya temen saya ga tega aja sy berkelana sendiri. Yang saya inginkan bukan ke mall untuk sekali ini. Mencari masjid kubah mas ala Filipina dan sempat tersesat ehhe. Tapi tnatangan beginian yg justru saya suka. Look beyond. Melihat realita. Kapan2 ya sharing cerita perjalanan itu.

Saya trenyuh ketika seorang ibu bercerita tentang ketiga anaknya. Beliau usianya sudah 50 tahun. Sebagai ibu rumah tangga, beliau turut membantu suaminya yang bekerja sebagai juru masak catering di Budi Mulia dnegan berjualan angkringan dan beternak kambing. Dengan itu semua, beliau berhasil menyekolahkan anaknya hingga sarjana. Ya, anaknya laki-laki semua tapi alhamdulillah tetap bisa di sekolah. Lupa sekolah apa, di bidang kesehatan karena praktik di klinik dan rumah sakit. Sedangkan, anak bungsunya, waktu itu saya ketemu anak bungsunya hendak berangkat sekolah dnegan sepedanya. Penampilan fisiknya tampak biasa sjaa. Dia cuma minta dikasih sangu 5 ribu. Hmm saya kaget lagi ketika ibu itu bilang kalo anaknya sekolah di SLB. Ibu itu bersyukur banget anaknya meskipun kemampuan berpikirnya lambat tapi secara fisik sempurna. Dan lagi, anak itu juga yang sellau di rumah membantu berjualan.

Yang paling seru dari perjalanan ini adalah melewati pematang sawah... Asik banget sensasinya. Kayanya udah lama banget ga main ke sawah. Padahal jaman dulu...  Coba jalan2 pake sepeda kaya dulu waktu kecil sepedaan sampai Bantul kota, ke goa slarong, ke makam imogiri.. Tapi jauh juga sih kalo sepedaan cari datanya bisa pingsan kali ya...

Kemudian, selepas maghrib di sebuah masjid sederhana di pelosok Palihan Bambanglipuro saya trenyuh lagi. Bu Partini yang berjualan pisang dari tahun 70an lama amat ya.. Sampai sekarang. Beliau berterima kasih banget berkat pinjaman BNI yang bekerjasama dengan LPPM UGM dia bisa mempertahankan jualannya. Pinjaman ini terkenal sebagai kredit lunak yg sangat membantu.

Malam itu cukup melelahkan. Kami bertandang dari rumah ke rumah. Betapa besar harapan mereka pada mahasiswa. Betapa sederhana dan apa adanya. Bahkan ada seorang bapak yang berjualan macam-macam tapi mungkin karena niatnya hanya memutar uang dalam keluarga untung usahanya sama sekali tak senading. Tapi tetap bisa men-sarjana-kan anaknya. Begitulah, saya jadi ingat sama bapak, ibu, dan bagaimana simbah bisa membesarkan bapak ibu. 

Betapa baiknya sambutan mereka. Hampir di setiap rumah kami dianggap sebagai tamu dan dibuatkan minum teh. Nostalgia banget rasanya. Berasa silaturahim ala lebaran. Yang jelas kehangatan mereka benar-benar terasa. Ketika saya sadar kebanyakan mereka tidaklah mengenyam pendidikan tinggi tetapi derajat dan etika mereka begitu beradab. Terkadang, saya merasa malu. Apa yang saya punya, siapa saya. Dan kadang miris juga melihat perilaku mereka yang berposisi tinggi berilmu tinggi tapi justru ketika diwawancara tidak menunjukkan derajat yang tinggi karena kurang menghormati dan sikap yang berkenan lainnya (curhat malah).

Anyway, alhmadulillah selesai sudah merangkum hasil wawancara. Meskipun pekan ini melelahkan tapi sangatlah berkesan. Rahma juga pasti capek banget sampai kemarin nginep di rumah. Dan akhirnya berangkat pagi-pagi hbs subuh dari rumah buat nggarap AKM-nya. haha berdua menembus malam, menembus fajar. Perjalanan nostalgia ini sangat berkesan. Meski harus berpacu dengan waktu dan bermandikan keringat.

P.S.:
Thanks Rahma, for being my partner during this journey. Ternyata feeling saya kuat. Pertama kali ketemu Rahma saat wawancara di pos TES1 di tengah jurit malam. Mata yang mulai sayu masih merasakan bahwa kita pasti akan bersama-sama, meski bukan di departemen yang sama ternyata rencana Allah luar biasa. Perjalanan kemarin luarbiasa banget. Kita harus membuat sejarah perjalanan hebat lagi di masa mendatang ya!

Why is it only me?

why is it only me. where are we?

Tuesday, November 12, 2013

aku ini siapa?

aku ini siapa?
aku ini siapa?
siapa aku?
aku siapa?

ketika mereka membagi bebannya padaku, mengapa aku ragu?
bukankah itulah amanah yang sebenarnya?
ketika orang lain mempercayakan bebannya kepadamu, membaginya denganmu seberat apapun itu.
bersemangatlah hei kamu!

Suppose..

Suppose I am an Accounting-maniac.. I would just go to the library and study taxation.
Suppose I am a genuine Accountant I would take online courses and anything related to Accounting.

Who am I really? I would rather work hard on my econometrics textbook rather than financial accounting. When today's taxation class was canceled, i went to library and got my self working on Behavioral Economics, reading and having fun with the quizzes. Though behavioral economics is an informal class, it is not my formal study.

Who am I really? Wakarimasen TT

Wednesday, November 6, 2013

On My Own

Alhamdulillaah, just one more day for the midterm. Accounting Practice. 1 credit only but so much work! Goodluck you girl, you're wonderful :)

These days aren't easy lately. How time flies and just so many things to catch up with. Sometimes you do feel alone. You do feel you can't go on. Then, Les Miserable's musical comes into mind.

And now I'm all alone again nowhere to turn, no one to go to
without a home without a friend without a face to say hello to

Sometimes I walk alone at night
When everybody else is sleeping

The city goes to bed
And I can live inside my head
*On My Own-Eponine

I know that theres really no time we are all alone. I know that in every pain, there is strength inside. Dear God, keep my faith and be strong.

Tuesday, November 5, 2013

Twinkle Little Traveler





Namaku Liliana. Orang-orang lebih  suka memanggilku Lian. Lian terdengar lebih singkat dan mudah diingat. Namun, secara estetika Liliana adalah nama yang indah. Nama yang begitu pas dengan wajah dan penampilanku yang amat Asia. Seorang gadis yang sejak lahir sangat mudah dikenali karena karakteristiknya yang sangat berbeda di antara jutaan bayi berkulit putih lainnya yang tinggal di benua berpenduduk mayoritas kaum pendatang berkulit putih ini. 

Sebaiknya aku sedikit bercerita tentang asal-usulku. Meski sejujurnya, aku tak begitu suka membuka sejarah hidupku kepada sembarang orang. Akan sangat panjang dan berbelit. Intinya adalah aku memang wanita Asia yang menemukan rumah di benua lain. Rumah Keluarga Edward yang mengadopsiku langsung dari tanah kelahiranku di Nanjing, Cina.

Aku sudah terlalu lama dan terlalu sering berpindah dari rumah keluarga angkatku di pelosok Washington, sebuah kota kecil bernama Walla Walla. Mungkin seperti halnya orang Jogja yang seringkali menganggap mereka  yang berasal dari daerah Bantul dan Gunungkidul adalah pinggiran. Tentu jika mereka tidak ingin menyebutnya kampungan, katrok, maupun ndheso. Ya, begitulah Walla Walla, kota kecil tempat air mengalir dengan keasrian dan ketenangannya seperti halnya Bantul yang projo taman sari dan Gunungkidul yang tut wuri handayani

Aku meninggalkan rumah bersejarah itu tentu bukan karena aku tak terima dianggap pinggiran dan kampungan sebagai seorang Walla Walla. Hanya satu dorongan kuat yang menghujam di hatiku. Aku ingin terbang ke angkasa, membuka mataku pada kesemestaan alam semesta. Karena aku  ingin mengepakkan sayapku.  Merasakan kehangatan alam raya, menghirup udara di benua lainnya, menatap langit dari berbagai belahan dunia, meresapi gemerisik dedaunan, menantang terik sang surya yang bertahta, dan merengkuh titik-titik air yang sesekali tercurah dengan berpijak pada tanah seberang yang bernaungkan langit luas tanpa batas. 

Bukankah alam adalah pelajaran indah yang seringkali terabaikan ketika kita terlena dengan keadaan? Bukankah itu yang disebut para muslim sebagai bagian dari hijrah yang indah, mengenal semesta dan pemilik-Nya? Bukankah itu juga yang dianggap para penganut ajaran suci lainnya sebagai pilgrimage, sebuah perjalanan suci? Perjalanan yang pada intinya membuka mata hati kepada semesta dengan esensi spiritualitas luar biasa ketika kita pun mulai sadar akan keajaiban-keajaiban dalam setiap perjalanan yang kita lakukan. Yang tak terlupakan, setiap kali tengah dalam perjalanan, meski hanya makan di ­­­­­restoran, berjalan di antara taman-taman kota, masuk kampus biru, bahkan mengunjungi tempat-tempat baru selalu saja orang ternganga melihat mata sipitku dan kulit Asiaku yang tak sepadan dengan identitas diriku yang menurut mereka “begitu barat”. Begitulah mereka yang baru mengenalku dan melihat pasporku Amerika, mereka akan berkomentar dengan keheranan yang sama. Betapa darah Asia ini tak mampu kusembunyikan dalam tulang tubuhku yang telah secara legal dicap sebagai US citizen.

Tahun ini misi perjalananku adalah Indonesia. Bukan perjalanan ala kolonial dengan 3G-nya, God, Glory, Gospel. Perjalanan ini dituntun oleh personal passion into the pursuit of life bliss. Murni panggilan jiwaku. Sebuah tekad kuat untuk mencari kebahagiaan. Mencari sebuah tempat yang bisa kusebut rumah. Ketika aku merasa aku ingin melihat banyak hal dengan lebih dekat. Perjalanan yang secara teknis memang hadiah atas kelulusanku dan keberhasilanku diterima sebagai freshman (mahasiswa baru) di sebuah universitas ternama. Maka, seperti remaja Amerika umumnya, aku pun mendapat kado traveling spesial dari papa dan mama. Indonesia menjadi pilihan pertamaku. Ya, Indonesia, bukan Eropa atau lainnya. 

(to be continued)

Sunday, October 27, 2013

Muda Karya, Mati, Muda Bahagia

Apa kau punya harapan yang ada dalam hidupmu?
Muda karya, mati, muda bahagia.
????
Kau tahu, kematian seperti pertanyaan besar yang tak bisa terjawab hingga ia tiba pada saat yang tepat. Karenanya aku ingin merindukan kematian. Aku ingin mengharapkan kematian. Di mana aku bisa melihat kenyataan, keabadian, bukan kesemuan. Kini aku masih memiliki kehidupan yang harus kujalani dengan penuh harapan. Muda karya. Hingga kematian itu datang aku adalah muda karya. Dan hingga kematian mendekap kita. Harapan kita sama. Muda bahagia selama-lamanya.


#random

Motivation Booster

Salah satu jurang pemisah antara kondisi kita sekarang dan keberhasilan yang seharusnya bisa kita raih sekarang adalah perbedaan jarak antara rencana dan eksekusi tersebut. Kita sering punya rencana, tetapi tidak sanggup mengeksekusi, dengan segala alibi kita. Konsekuensinya jelas: kita tidak bisa ke tempat yang seharusnya bisa kita capai. Semakin jauh jarak tersebut, maka makin lebar pula jarak kita dengan impian kita.
Kita tidak tahu kapan kesempatan akan datang pada kita. Satu-satunya cara untuk menjamin agar kita siap ketika kesempatan itu datang adalah mempersiapkan diri setiap waktu, dengan menunjukkan yang terbaik, agar saat kesempatan itu datang, kita berada dalam kondisi yang siap.


Disunting dari: A Call for Youth, Sebuah Blog yang Menginspirasi


Warna Senja

Katakan padaku bahwa senja masih biru
warna ranumnya belum menjadi jingga

lalu apa yang bisa kukatakan padamu

meski senja masih biru
meski senja masih muda
meski senja belum menjingga

sungguh tak ada yang bisa kujanjikan
bahwa ia akan selamanya biru

17feb12

Sunday, October 13, 2013

TFAS

I found this as a great opportunity :D
http://www.tfasinternational.org/?programs=aipe&details=true

Tuesday, September 17, 2013

Bronwyn Lovell Poetry Works

I found amazing destination here:
http://www.bronwynlovell.com
She's amazing poet :)

this is one of my fave of Bronwyn Lovell from: http://www.swampwriting.com/?page_id=162

The Sum of Us


Learned expert
in denominations of one
and inexperienced in pluralities,
.
it is necessary to question
the probability
by which a new figure
.
can be factored
into the limitations
of singular time and space.
.
Hard to relinquish
predictable trajectories
in favour of shaky spheres.
.
Love’s unquantifiable
theories of chaos
do not add up,
.
as long as mind is greater
than or equal to body,
and intercourse less
.
than intimacy.
Equations of the heart
are exponentially steep.
.
So, no velocities too fast,
no vectors too close,
no emotions without square roots.
.
Lest blind reckoning
lead to days divisible
by pained miscalculation,
.
where your skin is an algebra
too soft to compute,
and your eyes, infinity.

Monday, September 16, 2013

Ganbatte, Izzuna!

Ohayou! Hahaha selamat pagi! How was your sleep? Not too bad.
Hanya ingin menyemangati diri sendiri.
Makasih Dwi Luki for a nice tea time :)

Seharusnya rapat SEF tapi malah tea-time with dwilukitosari haha... Tidak tau atau emang tidak ingat ada rapat ya? Tapu di inbox tidak ada undangan rapat. Dan aku mager untuk balik kampus.. Not feeling well and just lying down become such a useless person in the world. kkkkk Boseeen, mau belajar pajak, akmen, audit udah males. Astaghfirullah ini penyakit akut kalo udah males begini.. ya udah cari mood booster.. dengerin musik. hmm belum ngefek. Aduh mati gaya!

Tiba2 buka file lama..... Hanamizuki, ini film Jepang dari mbak I yang masih aku simpen habisnya bagus kkkk... Jadi aku nonton lagi tapi sendirian ga sama mbak I hiks hiks kangen sama mbak I, mbak Tifa, dan Lilis. Hmm asrama ini nyaman tapi entahlah masih asing. Apa kabar ya mereka?

Yaa... Bagian favoritku dari hanamizuki ya hanamizuki itu kaya bunga sakura tapi beda, the light house, the dream catcher-sae, dan pas si Kohei-kun menyemangati dengan sepenuh hati "Ganbatte Sae!" Itu bikin trenyuh banget hehe. Soalnya si Sae itu mimpinya belajar Eigo di universitas (red: belajar bahasa Inggris). Dan bisa ke mercusuar di tempat kelahirannya, Kanada. Ya, dia jadi reporter/jurnalis gitu ending-nya. Makanya, habis lulus sma dia bercita2 kuliah di Tokyo dan itu artinya meninggalkan semuanya.. Termasuk Sae no daisuki na hito yang waktu itu ya Kohei itu. Kohei-kun juga punya cita2 bisa keliling dunia karna dia punya obsesi jadi sailor. Naah, itu keren banget pas si Sae udah mau pergi trus menemui Kohei-kun dan Kohei-kun di atas kapal ngasih bendera tulisannya "Ganbatte Sae!" So sweet sih, emang dibikin gitu kali ya biar komersil di pasaran._. Ending-nya juga ga biasa, ya semacam rada nggantung. Cuma ada value-nya dikit lah hehe tentang impian, cinta, dan keikhlasan apa sih..

Btw, aku binguung semester ini kenapa ya hari Rabu itu overwhelming rasanya. Udah dua kali edit krs agar ga nyampe 12sks dalam sehari Rabu itu.. Akhirnya lepas ekis pak Ahmad Akbar padahal pengeeen ambil itu... Huhu tapi dari pada pingsan kuliah jam 7 pagi sampai 7 malem ya sudahlah.. Tapi taukah, sekeras apapun membuat hari Rabu lebih slow ternyata susah. Ini malah jadi parah, sehari itu no break for prayer and lunch. Jadi tutorial Ekmet jam12.30-13.30 langsung beruntun kaya estafet-an dari kelas ke kelas without any second of break. Itu artinya Pajak, break 15', Akmen, Tutorial Ekmet, lanjut Audit. Subhanallah, semoga kuaaaatttt! Yah mungkin hrs skipping bentar buat sekadar solat dan ngganjel perut :p Cuma rada sedihnya,, hmm a pathetic feeling, dear seniors in my Econometrics class, why are you so mean? TT Kenapa kalian begitu ya? Ya sudahlah, bukankah Allah tdk akan membebani seseorang di luar kemampuannya. Innama'al 'usriyusro... Jalani saja semuanya... Ganbatte, Izzuna :D

Anyway, GANBATTE IZZUNA! There's so much to do! Keep smiling, keep shining, YOU ARE WONDERFUL!