lovely picture

Thursday, May 29, 2014

The Gift of Life

Dear Isna,
Don't undermine your worth by comparing yourself with others.
It is because we are different that each of us is special.

Don't set your goals by what other people deem important.
Only you know what is best for you.

Don't take for granted the things closest to your heart.
Cling to them as you would your life, for without them life is meaningless.

Don't let your life slip through your fingers by living in the past or for the future.
By living your life one day at a time, you live all the days of your life.

Don't give up when you still have something to give.
Nothing is really over until the moment you stop trying.

Don't be afraid to admit that you are less than perfect.
It is this fragile thread that binds us to each other.

Don't be afraid to encounter risks.
It is by taking chances that we learn how to be brave.

Don't shut love out of your life by saying it's impossible to find.
The quickest way to receive love is to give love.
The fastest way to lose love is to hold it too tightly;
and the best way to keep love is to give it wings.

Don't dismiss your dreams.
To be without dreams is to be without hope;
to be without hope is to be without purpose.

Don't run through life so fast that you forget not only where you've been,
but also where you're going. Life is not a race,
but a journey to be savored each step of the way.

Love,
Nancy Sims (1996)

----
Oregon, November, 22, 2009 at Walla Walla Big Blue Weekend

Dear myself,
What I need to do. First, Jeremy is right about value. I need to see things in many different ways. I need to set a dream that I can commit on. I need to open my arms to people no matter who they are. That is the way to make my self valuable. I won't be scared of trying new different things. I will go for it.
When I come back to my family in Indonesia, I will show them who I really am. I will show them that I love and respect them with all my heart. I know I am the one who will write the story of my life.


Regards,
Isna Masyithoh
----

Buat Anakku Isna:


Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, ayah dan ibu, serta mbak Fitri di Indonesia dalam kondisi sehat. Ibu dalam proses menyelesaikan S2, sedangkan mbak Fitri di samping kuliah teori juga mulai lagi praktik di daerah Kulonprogo. Marilah kita berdoa, semoga ibu dan mbak Fitri dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dan dengan hasil yang memuaskan. Aamiin.

Kami bertiga selalu mendoakan semoga kamu selalu dilindungi Allah, kondisi tetap sehat, dan dapat mengikuti semua kegiatan di sekolah maupun di masarakat setempat. Tidak lupa "salam sejahtera" dan banyak terima kasih untuk mama, adikmu, dan semua keluarga besar mamamu yang telah menerima kamu sebagai keluarga sendiri, bahkan masih memberi kesempatan dan fasilitas kepadamu untuk mengembangkan bakat dan minatmu.

Pesan kami:
1. Jangan lupa kewajiban kepada Allah.
2. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
3. Ingatlah kebaikan dan kelebihan orang lain, serta lihatlah kekurangan pada diri sendiri. 
4. Kembangkan energi positifmu dan carilah peluang untuk mengembangkan kemampuanmu termasuk bakat dan minatmu yang di Indoensia agak sulit diperoleh.
5. Persiapkan masa depanmu dimulai dari sekarang, termasuk rencana kuliahnya apa dan di mana.
6. Bersyukurlah kepada Allah bahwa kamu mendapat keluarga yang sangat menyayangi kamu dan hormati mereka seperti menghormati orang tua sendiri.

Keinginan kami:
1. Ingin bertemu dengan mama dan keluarganya.
2. Ketika di Indonesia kamu menjadi anak kandung kami yang kami sayangi dengan sepenuh hati. Ketika di Amerika, kamu menjadi keluarga mamamu.
3. Kamu menjadi insan yang penuh kemandirian, setiap waktu ada peningkatan, dan dapat mempersiapkan masa depan dengan sebaik-baiknya.
4. Kamu mencari ilmu di Amerika tidak masalah, kemudian majukanlah Indonesia.
5. Mudah-mudahan keinginan kami tidak berlebihan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

NB: Dik, ibu titip kartu ultah untuk kel. Reiter.

Ayah Bundamu,
Kusnaedi & Ani Surami


---
Surat cinta ini adalah satu di antara surat-surat favorit di antara kumpulan korespondensi dnegan kawan-kawan. Kangen bisa berkirim surat dengan ibu bapak :( Surat bapak ibu ini yang selalu menjadi motivasi tersendiri. Tersimpan dan termuseumkan di dalam scrapbook :)

Kadang ingin jauh dari bapak ibu lagi, biar bisa kangen-kangenan dan dikirimi surat hehe. Kalo hanya sms dan telepon itu sudah biasa rasanya haha. Kultur keluarga yang tidak banyak merayakan ulang tahun dan tidak banyak megekspresikan segala ssesuatu secara verbal dan eksplisit inilah yang membuat rindu pada masa-masa menjadi perantau. 


Hari ini memang tak pernah ada ungkapan eksplisit dan ucapan selamat dari bibir kalian. Aku tahu itu bukan kultur keluarga ini. Hari ini sama halnya seperti hari-hari biasanya. Tapi terima kasih atas perjalanan Jogja-Pacitan. Itu sudah mewakili semuanya. Bukankah pengorbanan telah membuktikan segalanya? Sudah jarang rasanya berkumpul full family tentunya sejak mbak di klinik dan masing-masing pun sibuk dengan urusan pribadi. Sejujurnya aku bingung ketika bapak tiba-tiba memaksaku ikut ke Pacitan. Hmmm bukan kenapa2 tapi ada dua paper yang harus selesai hari ini dan jam 7.00 kelas dimulai. Tak terbayangkan bagaimana aku bisa menyelesaikan semuanya. Alhamdulillah all is well now. Hopefully. Hanya tinggal bersiap berangkat meskipun tidak tidur tak apa sudah cukup tidur di dalam bus tadi. Toh, besok-besok masih bisa tidur ehehe. 

Coba kau katakan dari awal bahwa perjalanan ini adalah momen yang berharga untukmu sehingga kami tak bisa melewatkannya. Mungkin bukan momen yang membahagiakan dan membanggakan. Tapi apapun yang terjadi, aku tetap bangga padamu. Ya, mungkin tak bisa aku ucapkan secara langsung. Tapi aku tak peduli meski jabatanmu dicopot sekalipun, bagiku kau bapak terhebat yang pernah ada. Bapak yang berpendirian kuat, tegas, tetapi sederhana dan bijaksana. Bukankah kau juga yang pernah mengajariku, "Allah tidak melihat jabatan dan penampilan kita tetapi ketakwaan kita." Kau mungkin tak tahu, kau orang pertama yang membuatku tegar dalam belajar. Kau orang pertama yang membuatku cinta pada pelajaran berhitung dan sains. Kau laki-laki pertama yang membuatku jatuh hati tentu saja. Berdiskusi dengan bapak selalu menyenangkan meski kadang kita berbeda pikiran.

Seperti doa yang kupanjatkan setiap kali berkumpul. Bismillah Semoga Engkau mudahkan ujian dan urusan kami. Semoga Allah kekalkan reuni keluarga ini.

Meski bapak sedang banyak masalah dan aku bahagia karena bapak mau membaginya denganku dan tentunya aku belajar banyak dari bapak, terima kasih atas waktu dan ketulusan bapak, ibu, dan mbak.

I don't have a perfect life but having you all in my life is the perfect gift I have ever had. Dan, sebuah pelajaran dari perantauan itu yang selalu tersimpan, "We love each other because we are similar. We learn from each other because we are different."


Dan inilah persembahan terakhir untuk kalian semuanya, bukan hal yang baru tapi well ini selalu jadi favoritku...

Ini adalah kisah tentang suatu masa / This is a story of once upon a time
saat jiwa-jiwa kita lembut menyapa / when our souls softly greet one another
entah kapan suatu masa itu ada / never know when the moment was
tak kuingat kali pertama kita berjumpa / not even remember first time we met
hanya terselip nama demi nama / only vividly slipped in mind, name by name
di antara baris-baris doa / in every between our lines of prayer

Kisah ini tentang jiwa-jiwa yang menyala / This story is about the flaming souls
saat kita mengukir mimpi di atas langit asa / as when we draw the dream over the sky of hope
saat kita berbagi bahu bersama / as when we share our arms together
lalu tersenyum dalam peluh air mata/ then we smile through the sweat of tears

Kisah ini tentang kita / This story is all about us
beribu senyum dalam berbagai rupa / a thousand smiles on so many faces
di bawah temaram sinar rembulan / under the moon light
jiwa kita bercahaya / our souls lighten up
terbata-bata mengeja semesta / stammered, spelling out the universe

Kisah ini adalah kita / This story is us
jiwa-jiwa yang saling mencahayai / the souls that shine to each other
menjejakkan makna di antara jarak dan raga / set the meaning down,in between distance and presence
saat memori pun kehilangan nama demi nama / as the memory loses name by name
semoga jiwa menggenggamnya / hopefully the soul hold them
dalam sebaris doa / under the lines of prayer
***
Nurisma Najma, 2012

*feels thankful, dear sisters and brothers, whom I cant mention the names, one by one.

*translasi langsung seadanya harap maklum. sorry for any mistakes in my simple n direct translation.







Monday, May 19, 2014

Separuh Mei, Sekilas Program Pertukaran Pelajar AFS YES, dan Milad SEF

Hari-hari terus berlalu. Mei telah separuh bulan terlampaui. Mei benar-benar bulan yang sangat bermakna. Bukan hanya bulan pendidikan, labor day, milad SEF, isra mi'raj, dan hari bertambahnya usia. Mei adalah bulan pergantian antara the joy of spring and the promise of summer.

Menyaksikan prosesi wawancara seleksi AFS seperti mengenang enam tahun lalu ketika saya menjadi anak sma lugu dengan sebuah kesungguhan yang bertahun-tahun ditanamnya sejak pertama kali menyambut tamu Wollongong dalam charity concert tribute to tsunami Aceh tahun 2005 di Gedung parasamya Bantul dan menemukan seorang siswa SMP Wollongong seusianya yang kata guru bahasa Inggrisnya mirip dengan dirinya (mungkin karena sama2 bergigi kelinci haha saayangnya Rachel Chin sulit sekali dihubungi). Ketika gempa di Bantul 2006,  ia sok-sokan bernegosiasi dengan realawan Iran yang datang ke kampung. Maka, enam tahun lalu dia pun merealisasikan impiannya untuk mengenal dunia dan melihatnya lebih dekat melalui AFS tepatnya program Youth Exchange and Study. Alhamdulillah pengalaman yang luar biasa.

Mengenai YES sendiri, YES adalah program beasiswa fulbright dari pemerintah Amerika Serikat yang diinisiasi semenjak tragedi 9/11 untuk membangun mutual understanding terutama antara dunia muslim dengan penduduk Amerika. Namun, program ini tidak hanya utk siswa muslim karena siswa nonmuslim pun dapat share bagaimana kehidupan di negara masing-masing entah sebagai minoritas maupun mayoritas. Di Indonesia, Yayasan Bina Antarbudaya salah satu penyedia beasiswa ini.Yayasan ini didirikan oleh Taufik Ismail, bapak sastrawan favorit itu. Beasiswa ini diperuntukkan bagi siswa SMA Kelas X. So, its like a-once in a life time-chance.

Proses seleksi YES sangaaat panjang. It takes almost a year before you really get to go. You cant say you're going until you're already on the plane. Itulah prinsip yang selalu ditekankan agar kita tetap tawakal akan segala kemungkinan. Proses seleksi yang panjaang ini mengajarkan banyak hal secara personal terutama untuk lebih mengenal dan memahami diri sendiri dan jalan hidup yang dilalui. It's worth it to try. Nothing to loose even if you fail, at least you learn something.

Tahun ini pun saya mendapat beberapa sms dan pertanyaan-pertanyaan mengenai program ini dan bagaimana seleksinya. Seleksi YES meliputi aplikasi pendaftaran. Kemudian, seleksi tahap 1 tertulis berupa pengetahuan umum, bahasa inggris, dan esai impromptu (artinya tema diberikan saat tes). Well, saya sejujurnya tidak tahu mengapa saya bisa menjadi kandidat saat itu dan hal itu memang tidak untuk diberitahukan. Banyak yang bertanya apakah yang harus dipelajari. Sejujurnya saya tidak tahu harus bilang belajar dari mana karena pengalaman saat mengerjakan tes itu saya merasa seperti jadi aktor dalam Slumdog Millionaire yang bisa menjawab soal-soal itu bukan karena kecerdasan saya tapi pengalaman masa lalu yang alhamdulillah membuatnya agak nyambung sama soalnya. Soalnya sangat unpredictable jadi tidak seperti soal UN yang jelas kisi-kisinya. Saya kira hanya perlu niat yang lurus, doa, dan do the best. Jadi mungkin belajarlah dari kehidupan :)

Tahap kedua adalah seleksi wawancara meliputi bahasa inggris (simple aja kok hanya untuk mengetahui skill berkomunikasi) dan wawancara kepribadian dalam bahasa indonesia. Tahap ketiga adalah dinamika kelompok yah yang ini ga seru kalo diceritakan karena dinamika sangatlah dinamis tergantung personality dan kondisi kelompoknya jadi silakan merasakannya sendiri.

Untuk YES, setalah tahapan ini masih ada tahap seleksi berkas nasional. Lalu, kita akan dipanggil ke nasional namanya apa lupa. Ketika di nasional kita akan bertemu dengan perwakilan berbagai chapter dan sekali lagi pembelajaran yang luar biasa. Kemudian di akhir tahun kelas dua, akan ada surat keputusan apakah kita lolos/tidak. Jika kita lolos, selanjutnya kita mepersiapkan banyak berkas-berkas terutama imunisasi yang harus dipenuhi lalu orientasi di nasional sebagai bekal kita selama pertukaran, pengurusan visa waktu itu bersama-sama, dan tes standar bahasa Inggris bagi SMA di Amerika namanya SLEP (Secondary Level of English Proficiency) Test mungkin karena tesnya bener2 bikin ngantuk hehe.

Fiuuuh ya itulah sedikit tetang program YES. Setelah menyaksikan seleksi tahun ini, saya iseng2 buka file lama dan menemukan my life' s treasure, salah satu life treasure itu adalah kumpulan surat-surat :) Polos dan oh speechless.. pake nyebutin makanan favorit hehe dasar anak sma :")

Surat untuk Host Family:

Dear Host family,
Hello, my name is Nur Isnaini Masyithoh. Please call me Isna. I am 16 years old. My family consists of my father, my mother, my sister, and me. My father’s name is Kusnaedi. He is 48 years old. He works as a teacher at SMP Muhammadiyah Imogiri Junior High School. My mother’s name is Ani Surami. She is 41 years old. She is a teacher too. She works at SMP 1 Bantul Junior High School. My sister’s name is Nur Fitria Kuswardiani. She is 18 years old. She is a student of Poli Teknik Kesehatan Yogyakarta (a Health Technical College) majoring in Midwifery.
My family lives in a medium house located in the south of Yogyakarta about 5 km from Parangtritis beach. My house has a living room, a dining room, 2 bedrooms, a bathroom, a kitchen, and a storage. I sleep in one room with my sister.
We often have leisure time together in livingroom, such as watching TV, playing games, reading, and having chitchat. Sunday is our time for cooking and preparing the house together. My favorite food is fish with spicy chili and chocolates. On holidays, we visit our grandparents and hang out for shopping or traveling. I think we are a close family because we always share our problems each other.
I am in my second year at SMA N 3 Yogyakarta Senior High School majoring in Science. My school’s another name is Padmanaba-the red lotus. My school is about 20 km from my house. Therefore, I live in a boarding house near my school. I usually go to school on foot or by bike.
I learn Mathematics, Biology, Physics, Chemistry, Indonesian Language, English, Religion, Art, Physical education (sport), History, Citizenship, Japanese, and Javanese. My favorite subjects are English and Physics because they are enjoyable and full of challenge. In my spare time, I like listening to music, reading book, and writing. I leave my bad mood by doing my leisure activities.
            In society, I am involved in a Youth Club. I also join some clubs in my school. My parents let me choose my extra activities as long as it doesn’t contradict to my study. However, I often share my experience and problems with them because I want to know their points of view for better solution.
I join English Debate Society, Science Club, and Student Organization. I learn about critical thinking in debate. My team (me, Reza, and Thoriq) won for the High School Debating Championship last year. I often compete in such English competitions. In Science Club, I am involved in the Division of Info where I can express my sense of journalistic. In Student Organization, I become one of the coordinators of Moslem Society.
My Science Club held Padz Science Tech Week and the Student Organization held Padz Islamic Festival to celebrate the school anniversary last year. I became one of the committee for both school events. Those events were great and successful.
            According to my family and my friends, I am quite a kind, hard worker, and a worry-able person. However, they appreciate to my great motivation and effort. I like to be a where to go person for my close friends. Ratna, Anggit, Tiwi, Mega, and Devi are my close friends in Senior High. We spend our time together.
            One of the inspiring people is my best friend, Lina. I first met her in my junior year. We still keep in touch to give support to each other even if we are far apart now. Well, I like making friends as well as I want to do something precious for them. The worst thing for me is when people do not give respect to my effort.
            In the future, I want to work in the education field. I will be a lecturer. After that, I want to build a Study Center and Cultural Learning where we can learn both domestic and foreign languages and cultures.
            As I participate in this Youth Exchange and Study Program, I want to broaden my knowledge, skill, and experience. I want to see another side of the world so that I will understand difference, build a good relationship, and make a precious change to my self. I hope I can contribute to the good name of Indonesia.
            Finally, I am thankful for your kindness in accepting me to be a new member in your family. I realize that I have to learn more. I hope you would be glad to guide me for the next eleven months. Well, we would share our happy moments together! Hope to see you soon.


Best Regards,


Nur Isnaini Masyithoh




Surat dari Bapak untuk Host Fam (ditranslasikan sdr waktu secara amatir) tiba-tiba terharu sama tulisan bapak :"")

Dear Host Family,
            My name is Kusnaedi. I am 48 years old. My family consists of a wife and 2 daughters. My wife’s name is Ani Surami. She is 41 years old. My wife and I work as Junior High School teachers.
Isna is my second daughter. She has had great spirit of learning and high independency since she was a child. Since she was in Kindergarten, she had not need to be waited like others. Moreover, as parents, we are all workers with no housemaid. We had given both children the house keys since they were in Kindergarten because we went home at different time. They always report their marks after school and do the housework together.
Isna has good relationship with the members of the family and her friends. She still keeps in touch with her old good friends even with her closed teachers. In holidays, they often visit each other.
Each time our children face problems, we let them try solving the problems by themselves. When they cannot solve, they ask help to parents, teachers, or other relatives. As parents, we have to motivate, guide, monitor, and provide their needs. We always pray to God for the best to my children.
            In her junior high school year, she studied at SMP 1 Bantul and she was involved in a Bilingual class. She started to be interested to cultural difference when she was in the first year. It happened after she became the school candidate for the welcoming party of the Australian choirs and government who visited our town to hold a charity concert.
Isna has good achievements. She was chosen as the high achieving student for Yogyakarta Province in 2007. She can maintain her achievements from Elementary up to now that she always be the top three students in her class.
My wife and I give enough space for my children to choose various activities at school and in the society, as long as those activities can lead them to the future. However, we advise them to be careful in order they will not be damaged of bad social impacts. We keep monitoring them. The problems of each family member will be discussed together to find the best solution because we only want to give the best for our children.
After participating in this program, we hope that our daughter can improve her experience and knowledge. We also hope for the better relationship of both countries that give benefits for both sides.
Finally, we hope that our daughter, Isna, can be accepted as a new member in your family. We are pleased for your guidance to our daughter. As parents, we are thankful to you for accepting our daughter and we do apologize for our mistakes. I hope that we can keep this good relationship forever.

Best Regards,


Kusnaedi



Selepas seleksi wawancara, ada sarasehan milad SEF JMME. SEF kini 14 tahun dan JMME 18 tahun. Selamat ya, SEF semakin dewasa :") Dan, bagian paling romantis saat sarasehan tiap milad SEF yang dinantikan adalah makan tumpeng satu tampah berombongan. Rasa-rasanya belum lama kami membacakan puisi diiringi musik akustik dan gerimis (lebay nih tapi beneran lepas ujan waktu itu) di selasar itu ternyata sudah satu tahun berlalu ya. Kami (Nurul, Novi, dan aku) mulai membicarakan pembicaraan ala sesepuh. Anak-anak 2012/13 yang makan satu tampah dengan kami pun geleng-geleng mendengarkan para seseipuh ini. Apalagi kalo bukan tentang masa depan.... terutama bagaimna mengaplikasikn nilai-niali yg diperoleh selama di SEF pada saat kita di dunia kerja nanti.

Nurul mau jadi dosen katanya :) Nurul mah jadi menkeu pun oke :)) Novi yang sejak awal ingin jadi auditor masih bimbang dengan ke mana akan memilih melangkah masih mengumpulkan alasannya memilih auditor. Itu keren bangeet lho jad auditor :) However, saya dari awal sepertinya belum menemukan passion auditor eksternal yang prestige nya luar biasa bagi seorang akuntan, semoga bapak ibu paham akan hal ini. Alhamdulillah semester ini pelajaran audit menyenangkan banyak dramanya hehe lumayan lah mulai dari presentasi pertama Kisah Cinta di Kelas Audit hehe kali ini tidak jadi anak kecil jadi ibu guru gaul (astaga teman2 pada heran ketika aku jadi beda banget hehe) sampai Ayat-Ayat Audit ini yang paling fenomenal menutku (keren deh penulis skenarionya terutama bu Intiyas yang udah bikin kelas audit selalu heboh). bahkan aku sangat terharu, tidak percaya bisa dapet kebagian coklat dari bu Intiyas pas hasil uts kmarin huhu pasalnya merasa tidak paham audit.

Dan, aku.. where will I go, what will I do? Jika  maish punya kesempatan masih ingin belajar dan mencari pengalaman lagi dalam waktu dekat tentang apa belum diputuskan hehe, antara tertarik syariah, sustainability reporting, sastra eh... Bagaimana nilai SEF diimplementasikan ya dengan tetap belajar ekonomi islam terutama ini masih mengejar research proposal tentang syariah (semangat menggebu setelah sharing sama masternya mbak Ratna makasih mbak aku masih pengen belajar lagi nih ^^). In the long run, masih seperti saat pertama kali daftar AFS/YES terinspirasi dari Totto Chan, masih ingin bercita-cita mendirikan sebuah yayasan pendidikan (semacam sekolah tapi ga ingin menyebutnya sekolah sih ehehe).

Sayangnya tidak bisa sarasehan sampai selesai maaf adek2 sef jmme karena sudah berangkat dari pagi2 tadi jadi sudah saatnya pulang. mengantar Novi ke halte TJ dan benar-benar tepar.

Ini saat reorientasi nasional, lima tahun lalu... abaikan saja ya, coretan ini mah imajinasi ala ala anak SMA.









Sunday, May 11, 2014

The Best Mother

Kasih ibu kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali 
Bagai sang surya menyinari dunia

Tiba-tiba teringat dengan lagu yang kami nyanyikan di bangku sekolah sederhana kami. Waktu itu aku masih kelas 1 SD dan begitu suka menyanyi. Ini lagu sederhana yang sudah di luar kepala sejak masih kecil. Tapi terharu sekali jika mengingat kami belajar menyanyikan lagu ini. 

Dalam perjalanan dari Gunungkidul hari ini, aku mendengar satu lagu yang terdengar familiar dari pemancar radio. Lagu ini jaman-jaman aku SMP lagi seneng-senengnya belajar bahasa asing. Tiba-tiba terharu juga mendengar lagu ini. Sepertinya momen yang tepat dengan mother's day yang biasa diperingati di akhir pekan kedua (pertengahan) Mei.

You taught me everything 
And everything you've given me 
I always keep it inside 
You're the driving force in my life, yeah
There isn't anything
Or anyone that I can be
And it just wouldn't feel right
If I didn't have you by my side
You were there for me to love and care for me
When skies were gray
Whenever I was down
You were always there to comfort me
And no one else can be what you have been to me
You will always be
you always will be the girl
In my life for all times
Mama, mama you know I love you
Oh you know I love you
Mama, mama you're the queen of my heart
Your love is like
Tears from the stars
Mama, I just want you to know
Lovin' you is like food to my soul
Yes it is, yes it is, oh
yes it is,
yes it is, yes it is, oh
You're always down for me
Have always been around for me even when I was bad
You showed me right from my wrong
Yes you did
And you took up for me
When everyone was downin' me
You always did understand
You gave me strength to go on
There was so many times
Looking back when I was so afraid
And then you'd come to me
And say to me I could face anything 
(Boys II Men-A Song for Mama)
----

Mum I'am all grown up now
its a brand new day
I'd like to put a smile on your face everyday

:)))
(Number One for Me-Maher Zain)
 ----

 Sesampainya di rumah. Ah, bahagia sekali menemukan senyuman itu. Ah, Ibu :)
---


Dear Ibu, Mom, and Jo
You are The Best Mother in my life:) I always feel so grateful for having you all in my life and hopefully until the afterlife.

To every mother all over the world, you know you are the best mother!
Ya Rabb, ampunilah aku dan ibu bapakku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah menyayangiku. Aamiin.



Thursday, May 8, 2014

Terbanglah!

God of Study. There is no such thing except you, yourself do it. I'm not a big fan of Korean things. But, this one really boosts your motivation. Well, the teacher, that sweet and cheering lady, reminds me on Mom. When she took the pictures of her kids in the classroom.All I see is you. I miss you Mom. .

Terbanglah, siap melandas! Semangaaat!!

Saturday, May 3, 2014

Hei, Kau Tahu?

Begadang? Tidak aku tidak begadang. Aku lebih suka tidur awal kemudian bangun tengah malam. Pun saat ini. Saat-saat seperti ini membuat pikiran lebih jernih dan entahlah banyak kontemplasi yang terjadi.

Hmm perjalanan sperti apa yang telah ditapaki? Sepertinya tiga tahun menjadi mahasiswa telah banyak mengubah cara berpikirku. Ya, apalagi aku menerjunkan diri ke dunia sosial yang penuh dengan perang pemikiran. Kadang melelahkan. Mungkin nature yang sangaat berbeda dengan eksakta. Namun, ini sungguh menarik. Mungkin kadang kita memang perlu menarik diri, lalu membuka mata lebih lebar. Ya. Entah sesulit dan seberat apa. Rasa-rasanya ini lebih membuatmu lega.

Empat tahun belakangan aku sedang banyak mengalami 'kegagalan.' Mungkin makna kegagalan berbeda-beda tetapi kegagalan dalam arti yang lebih trivia. Semoga bukan stagnasi ya. Pun malam ini aku baru saja mengalami sebuah 'kegagalan.' Saat ini aku hanya ingin merenungkan semuanya. Semuanya.

Alhamdulillah kegagalan ke sekian di tahun-tahun yang jujur tahun-tahun belakangan merupakan tahun-tahun berat dalam hidupku, aku bersyukur aku sudah bisa meng-handle-nya dengan lebih baik. Kau tahu, senyuman ini luar biasa. Untuk bisa menahan kesedihan atas kegaagalan ini sebuah progres buatku. Namun, aku masih ingin memahami semuanya. Dan kontemplasi itu berakhir pada... Apa sebenarnya tujuan hidupmu? Apa sebenarnya tujuan dari setiap langkah x, y, dan z? Itu. Dan itu amat berarti buatku. Barangkali jika aku tidak 'gagal' kali ini aku tidak akan berkontemplasi seperti ini. Barangkali aku akan semakin tak tentu arah. Setidaknya 'kegagalan' kali ini menjadi pelajaran yang berarti.

Hei Isna, kau tahu, kau hanya perlu sedikit merenung dan menepuk bahumu. Bangun Isna. Kau tahu, ada alasan mengapa kau ada. Dan ada alasan untuk tetap bahagia.

Thursday, May 1, 2014

Doa di Persimpangan Jalan

teruntuk bapak penjual koran 
di sebuah persimpangan

Di tengah hiruk pikuknya jalanan
Sepasang tangan hitam legam
dan sepasang bola mata
tatapan tajam itu pun menerawang
kendaraan acuh melintas silih berganti

Kadang di balik mobil-mobil itu
terdengar umpatan kesal
Tak jarang mobil-mobil itu menjerit keras
Suara klakson pun meraung dengan arogan
Seringkali tatapan mata merendahkan
Tatapan mata penuh iba
Tatapan mata penuh tanda tanya
tatapan mata yang kau temui setiap harinya
tatapan apapun itu
menjadi kawan baik yang selalu hangat kau sapa

Namun, setajam apapun tatapanmu
Sehangat apapun tatapanmu
Tatapan matamu datar, senyumanmu kelu
Entah apakah masih tersisa senyuman dalam benakmu
Ataukah senyuman itu  telah memudar
Entahlah, ada sesuatu yang menyeruak dari dadamu
Ah, mungkin saja mobil-mobil itu terlalu kencang
hingga tak terdengar dzikirmu di sepanjang jalan
mungkin asap jalanan pun terlalu tebal
hingga tak terlihat senyumanmu yang biru
pun urat-urat di wajahmu
dan keringat yang mengucur deras

Duhai bapak, apakah yang ada dalam benakmu
Mengapa seperti ada pesan yang tak kunjung tersampaikan
Adakah kau tahu ke mana pesan itu akan kau alamatkan
Jika kau tahu istri dan anak-anakmu mungkin menunggumu
Menunggumu pulang dengan sejuta harapan
Adakah kau ragu dengan harapan sederhana itu
Adakah kau tahu ketulusanmu mengalahkan
Silaunya matahari pagi itu

Rambu-rambu itu seperti tahu
Jalanan berjejal ini harus berhenti sementara
Agar ada irama di antara suara raungan
Dan ada jeda di antara kendaraan
Dan waktu yang terus berpacu

Aku hanya mematung lemah
menatap lekat rambu yang lampunya merah
lihatlah si merah itu tersenyum menang kepadaku
sambil ia sibuk menghitung mundur waktu
Aku pun terpaku membayangkan sarapan kuis pagi itu
Sedang sebagian alam pikiranku menerawang
sebuah kehidupan di balik tatapanmu

Tiba-tiba saja kau menghampiriku
Barangkali kau tahu bahwa pikiranku sedang melayang-layang
Tak kusangka kau benar-benar ingin menyampaikan pesan
Koran 30 April itu kau sodorkan kepadaku
Sambil bertanya, “Anak Ekonomi, Mbak?”
Aku pun takjub dan mengangguk pelan
Entah dari mana kau tahu itu
Tapi aku hanya kebetulan mengenakan jaket SEF-ku
Dan tentunya identitas itu tertutup tas besar
yang melekat di balik punggungku
entah bagaimana kau tahu
Lalu dengan tulus kau hanya mengatakan
“Ini buat mbak, buat dibaca-baca.”
Koran itu pun telah beralih di tanganku
Aku masih bingung sebenarnya
berusaha meyakinkan apa yang terjadi
merogoh dompet yang mulai menipis
Kau menolak, lantas pergi begitu saja
Aku menatap punggung itu penuh tanya
Apakah bapak tidak salah alamat
Sepertinya bapak berniat baik
Barangkali karena esok hari buruh
ia hadiahkan Koran itu pada anak ekonomi

Ah, lampu telah berganti hijau
Aku hanya menatap jauh-jauh punggungmu
Sungguh ada sesal dan rasa bersalah di hatiku
Semoga Allah menjagamu
Semoga ketulusanmu menjadi jalan
Bagi nikmat-Nya yang mengalir deras untukmu
***

Benar-benar hari yang unik. Teringat kembali saat dulu masih menikmati jadi pejalan kaki. Saat senja tiba, menyusuri sepanjang jalan Kotabaru adalah kenikmatan tersendiri. Menghabiskan waktu menikmati jalanan. Kadang aku suka menghampiri anak-anak yang berjualan koran di persimpangan jalan atau mereka yang duduk-duduk di samping Gramedia (dulu belum ada togamas sih di Kotabaru). Terima kasih Pedes (tim debat sma) yang kala itu telah memaksaku mendapatkan Koran-koran yang dijajakan anak-anak itu yang lumayan dijual dengan harga miring pada sore hari. Ah, sepertinya sudah lama meninggal kebiasaan sederhana itu. Barangkali pagi itu Tuhan ingin sedikit mengingatkanku agar aku tak lupa fragmen-fragmen sederhana dan istimewa semacam itu.