"People say that before humankind stands only distance.
And its limit is the horizon. As the distance is crossed, the horizon moves
away." (Toer, 1925)
Sebuah ruang yang lapang. Semburat cahaya menembusnya. Cahaya
di atas cahaya. Putih. Sebuah ruang rindu. Lapis-lapisnya menyinari jiwa. Kata
Azharologia, “ketika ekspresi rindu adalah doa, tak ada cinta yang tak mulia.”
Mengapa Tuhan menciptakan sesuatu yang jika bagian itu baik
maka baiklah seluruh bagiannya? Mungkin agar kita dapat merasakan hal-hal
sederhana dengannya. Kemudian dari riak-riak rasa itu Tuhan ingin menguji
ikatan yang pernah kita ucapkan kepada-Nya. Alastubirabbikum...Balaa syahidna.. (Bukankah Aku yang menciptakan? Iya Engkaulah Sang Pencipta). Allahu Rabbi...
Terima kasih atas setiap detak jantung, hela nafas, dan denyut nadi ini. Wajah
ibu, bapak, mbak, dan sahabat-sahabat adalah kebahagiaan tersendiri dalam
hidup. Semua ini adalah Cinta tiada batas. Jadikanlah anugerah ini semakin
mendekatkan kami kepada-Mu. Segala puji bagi Allah.
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit
dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus,
yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu
seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak
di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia
kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Catatan
selepas sharing kewirausahaan duet bersama ibu dalam pertemuan PKK. Terharu
bisa presentasi bareng Ibu. Terima kasih Ibu sudah mau-maunya datang. Nice
presentation :)
Dukuh, 10
July 2014
No comments:
Post a Comment