lovely picture

Saturday, May 19, 2012

Akuntansi Aku Ingin

Akuntansi, Aku Ingin...

mencintaimu setulus hati,  sebening embun pagi, sedalam hati, sesederhana hati, sebersih hati, sepenuh dan sekuat hati ini.


Aku jadi ingat masa-masa itu, ketika yang tak mungkin menjadi mungkin. semua adalah tekad. kemauan. dan kesungguhan. Man jada wa jadda. seharusnya semua ini masih berlaku. Masihkah tekad itu ada di dadaku? Masihkah impian itu melekat di kepalaku? Masihkah doa itu terbisik di hatiku? Tuhaan aku ingin dekat dengan-Mu merasakan dekapan-Mu yang meyakinkanku tentang semua ini. Tapi mengapa aku begitu lemah..

Persis seperti Ahmad Fuadi yang mendapatkan kata-kata penyemangat ini, man jada wa jadda, ketika duduk di bangku SD kelas 3 aku sudah mengenal kata ini. Lewat sebuah tugas kaligrafi bertuliskan "man jada wa jadda: siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil", Sebab aku hampir sama juga seperti Andrea Hirata, memiliki masa kecil di SD Muhammadiyah yang pelosok kampung dekat rumahku.

Saat itu, aku mewakili SD ku yang tergolong di kampung di sebuah ajang baca puisi. Aku bisa sampai Kota Bantul itu sudah sebuah prestasi buat SD kecilku. Meski akhirnya aku gagal membawa piala untuk sekolahku. Tapi aku bangga bisa bertemu Arsyita, juara baca puisi waktu itu yang di kemudian hari bisa satu SMP denganku, too good to be true, unbelievable, as if a miracle. Membaca Pahlawan Tak Dikenal- Toto S. Bachtiar dan Stasiun Tugu-Taufik Ismail hingga berdiri di Sekolah Seni Bugisan ditemani guru Bahasa Indonesia. Aku amat menikmati masa kecil itu.

Kesempatan berikutnya, aku maju di CCU soal2 IPS gitu. Haha sekolah kami memang belum beruntung dengan segala keterbatasan pun gagal. Lalu, kesempatan berikutnya, aku maju di CCA. Sampai tim gabungan Bambanglipuro meraih juara di Kabupaten, sebuah perstasi yang tak mudah untuk diraih apalagi olehku yang berkali2 gagal di kabupaten.  Kesempatan berikutnya, olimpiade MIPA SD di SD Bantul Timur, bertemu seorang anak perempuan Sanden bernama Nurlatifah yang sangat keren yang syukur Allah pun bisa saya temui di SMP, so unbelievable, as if a miracle. Padahal, pas garap soal IPA Fisika itu saya berasa gak ngerti apa2, buku saya kan cuma buku2 SD yang ga diajarin soal2 listrik, maklum olimpiade SD soalnya tingkat SMP, gimana saya bisa nggarap coba? Akhirnya saya memang belum berhasil untuk saat itu. Tapi lihatlah usaha keras itu berbuah di SMP. Saya bisa bersaing dg orang2 hebat yg ketika SD hanya saya temui saat kompetisi dg kemungkinan menang yang sangat muskil.

Saat SMP, saya yang ndak bisa bhs inggris apalgi kualitas inggris di SD kampung dan kota beda jauhh.. entah kenapa saat tes bilingual percontohan eh saya masuk meskipun tidak di ranking atas. lalu, di situlah pelajaran terbesar sya. Coping with something strange, english, and learning hard to survive in that class.

Pelajaran terbesar saya adalah Fisika. Pertama kali saya jatuh cinta pada Fisika adalah bahwa sy membuktikan kesungguhan mampu mengubah nilai 2,5 menjadi 10!!! Ya. ulangaan fisika pertama saya adalah nilai terburuk di kelas. 2,5! seumur hidup sampai saat itu baru kali ini seburuk ini. Akhirnya, ibu guru paling inspiring yg kemudian mjd wali kelas 9A saya, Bu Azizah, mendekati saya dan memberi motivasi. Akhirnya, ulangan kedua saya dapat 10! Allahu akbar! Hingga akhirnya, sejak kelas 1 saya direkrut dan lolos olim meski hanya smpe propinsi paling mentok ngimpi masuk Semesta tp cuma semifinal Pasiad.. makanya pas karantina di propinsi cuma melongo nggak mudeng materinya. Biasanya minta ajarin mbak Sekar Arum Seta partner yang sudah kakak 1 tingkat di atas saya. Tahun berikutnya, saya maju lagi dan kembali hanya bisa sampe propinsi. Namun saya bersama bu azizah bisa masuk Sience Center UGM hingga akhir, meski harus disela oleh gempa tahun 2006. Saya bahagia bisa ktm seseorang yang sangat menginspirasi seperti bu Azizah :')

SMA masa pencarian lagi. Saya yang anak desa kampungan katrok ini menginjakkan kaki di Padmanaba. Awalnya, bermimpi sekali masuk Semesta tapi sayang beasiswa saya tdk 100%. Apa boleh buat, dana nya kurang...

Well, banyak hal berubah saat SMA. Saya kost dengan usia yang paling muda di kosan saya. Jalan kaki dan bersepeda kemana2. tapi ini mah keren, tau nggak 3 sepeda yang ada di SMA3 saat saya di tahun pertama, dua di antaranya adalah punya saya dan punya mas Yosua Maranatha. Eit jangan berpikir aneh2 dulu, saya hanya bangga dan menghibur diri dengan kondisi dan keerbatasan saya kala itu. apalgi kakak kelas saya ini bukan orang biasa dialah jawara olimpiade fisika hingga internasional. Seringkali hanya sy dengar namanya saking sibuknya mengurus olimpiade di sekolah malah ga pernah liat. Makanya as i figured out the fact that he just rode bike to school is really something. Haha. Gimana coba anak2 lain pada nggak naik sepeda padahal orang sekeren mas Yosua aja naik sepeda? betapa sederhana orang2 hebat itu ya..

Saya masih ikut olim, saya menemukan sahabat2 dan keluarga kirpad dan SKI Al Khawarizmi. Saya yang amat kekanakan belajar banyak dari keluarga ini, Tapi di SMA ini saya sepertinya mulai mengerti bahwa saya sangat rentan dan mudah jenuh. Saya tidak lagi fokus di olim, sebenarnya ada kekecewaan yg sempat muncul pasalnya, tahun kedua nama saya tdk terdaftar sebgai peserta seleksi olim fisika sma. saya cukup terpukul karena sejak SMP saya terbiasa dg iklim yg sangat mendukung dan sekolah yang membutuhkan prestasi shg totalitas selalu disediakan. Bagaimanapun di SMA saya jadi belajar bahwa kita lah yang harusnya mati2an memperjuangkan cita2 kita, tak bisa lagi bergantug pada orang lain. Akhirnya saya temukan passion saya di language dg aktif debate meski saya kurang hobi debat sejujurnya makanya lebih produktif untuk speech, nulis, ataupun olim bhs inggrisnya LIA. Geguritan pertama saya diterbutkan Balai Bahasa karena Pak Yovie guru Bhs Jawa saya diam2 mengirimkan tulisan2 kami dan voilaa.. tulisan saya yg dipilih :)) Lalu saya menemukan nyala passion AFS saya sejak SMP kembali berkobar saat di SMA. Saya ingat betul impian itu terpatri oleh novel2 Muthmainnah-Maimon Herawati tentang kehidupan berbagai manusia di sudut dunia dan yg mengenalkan scr tdk langsung ttg AFS lewat tulisannya.

Dan kini, aku menapakkan kaki di Akuntansi FEB. Kejenuhan ilmu alam. Ketertekanan atas tuntutan paradigma pendidikan dan jalan hidup (apaaan coba hhe). Pencarian dan pencarian. Akhirnya yaa di sinilah aku. Aku mulai memahami diriku sendiri itu progress dariku. Selamanya ialah proses dalam diri kita. Tapi, apakah aku berada di tempat yang tepat? Seringkali aku bertanya di dalam hati. Well, saat ini aku blm bisa menjawab. Aku hanya ingin menguatkan diriku bahwa jalan masih panjang dan perjalanan ini harus aku jalani sepenuh hati. Aku harus ingat betapa Allah telah menganugerahkan semua ini padaku, ingat Na', ingat Bapak dan Ibu. Aku mungkin merasa tak sanggup, sungguh tak sanggup. Tapi Allah berikanlah kekuatan untuk kesempatan yang kau berikan ini, semoga aku bisa belajar akuntansi seperti ketika dulu belajar fisika atau bhaasa inggris pertama kali. Allah, ajari aku mencintai Akuntansi dengan sepenuh hati apapun yang terjadi. :))



Targetku:
1. Tiap selasa siang belajar materi yang barusan diajar
2. Tiap sabtu/minggu belajar materi selanjutnya. Ngerjain soal2 gitu. hmm semoga waktu bersahabat padaku. Semangaaaaat isnaaaaaaaaaaaaa!!

1 comment: