lovely picture

Saturday, July 27, 2013

Could It be The Last Never Ending Story?



Aku mencintaimu. Seperti karang mencintai lautan. Seperti mendung mencintai pelangi. Seperti angin yang mencintai hujan. Aku sungguh mencintaimu. Tetes air yang mengalir lembut melunakkan kerasnya batu.

Air mataku mengalir di atas sebuah sajak yang kutulis sepuluh tahun yang lalu. Semalam sebelum ayahku pergi. Hingga tak sempat ia membaca sajakku untuknya. Ia pergi tanpa sepatah kata. Bahkan tanpa pernah memahami satu pun sajak yang kutulis hanya untuknya. Aku semakin kehilangan jiwa. Entahlah, mungkin aku memang sakit jiwa. Sakit jiwa yang tak seorang pun memahaminya. Sakit jiwa yang hanya bisa kurasakan seorang diri. Dalam sajakku yang tak pernah ia pahami. Sakit ini semakin menjadi hingga aku pun merasakan kehilangan jiwa untuk kedua kalinya.

Namaku Asa. Mahesa Aisa. Aku seorang gadis yang sejak lahir tak pernah bertemu dengan ibu. Kata ayah, ibuku meninggal saat melahirkanku. Tapi aku tak pernah mengerti permasalahan yang sebenarnya terjadi dalam keluarga kami. Yang kutahu ayah memutuskan untuk pergi. Pergi sejauh-jauhnya dari semua kenangan tentang ibu, katanya. Hingga ia tinggalkan seluruh kerabat yang dikenalnya. Mengasingkan diri di tengah hiruk pikuk ibu kota. Kami pun seperti sepasang ayah dan anak yang hidup di kota metropolitan Jakarta tanpa seorangpun kerabat. 

Kesendirian dan kesepian adalah teman baikku sejak kecil. Aku habiskan waktu menanti ayah pulang di dalam rumah yang terkunci dari luar. Aku memeluk erat boneka panda, Poni, sahabatku sejak bayi. Autis barangkali orang akan berpikir. Sebab tiap pagi aku akan menyapanya, bermain dengannya, menganggapnya benar-benar ada dalam sepinya waktu, dan saat malam tiba aku akan kembali terlelap memeluknya erat. 

Ayah adalah seorang pekerja keras. Dia amat pendiam. Tapi aku suka suaranya saat ia bernyanyi meski lirih. Menurutku suaranya tak kalah dari Josh Groban, tentu jika ia sungguh-sungguh menekuni dunia tarik suara. Tapi ia bukan penyanyi. Dia adalah karyawan sebuah perusahaan akuntan publik. Setiap hari ia habiskan waktu untuk pekerjaannya yang semakin memakan usia. Dan aku, aku seorang anak biasa yang selalu merasa sendiri. Seperti terlahir di dunia ini dengan keheningan jiwa yang tak tertahankan.


*Ya Tuhaaan.. sepertinya ini cerita fiksi terakhir yg kubuat tertanggal 26 Januari 2013. Dan tak pernah selesai sampai sekarang.... Sudah lamaaa sekali ya hampir setengah tahun meninggalkan dunia itu...... Y_Y

No comments:

Post a Comment