lovely picture

Thursday, May 29, 2014

The Gift of Life

Dear Isna,
Don't undermine your worth by comparing yourself with others.
It is because we are different that each of us is special.

Don't set your goals by what other people deem important.
Only you know what is best for you.

Don't take for granted the things closest to your heart.
Cling to them as you would your life, for without them life is meaningless.

Don't let your life slip through your fingers by living in the past or for the future.
By living your life one day at a time, you live all the days of your life.

Don't give up when you still have something to give.
Nothing is really over until the moment you stop trying.

Don't be afraid to admit that you are less than perfect.
It is this fragile thread that binds us to each other.

Don't be afraid to encounter risks.
It is by taking chances that we learn how to be brave.

Don't shut love out of your life by saying it's impossible to find.
The quickest way to receive love is to give love.
The fastest way to lose love is to hold it too tightly;
and the best way to keep love is to give it wings.

Don't dismiss your dreams.
To be without dreams is to be without hope;
to be without hope is to be without purpose.

Don't run through life so fast that you forget not only where you've been,
but also where you're going. Life is not a race,
but a journey to be savored each step of the way.

Love,
Nancy Sims (1996)

----
Oregon, November, 22, 2009 at Walla Walla Big Blue Weekend

Dear myself,
What I need to do. First, Jeremy is right about value. I need to see things in many different ways. I need to set a dream that I can commit on. I need to open my arms to people no matter who they are. That is the way to make my self valuable. I won't be scared of trying new different things. I will go for it.
When I come back to my family in Indonesia, I will show them who I really am. I will show them that I love and respect them with all my heart. I know I am the one who will write the story of my life.


Regards,
Isna Masyithoh
----

Buat Anakku Isna:


Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, ayah dan ibu, serta mbak Fitri di Indonesia dalam kondisi sehat. Ibu dalam proses menyelesaikan S2, sedangkan mbak Fitri di samping kuliah teori juga mulai lagi praktik di daerah Kulonprogo. Marilah kita berdoa, semoga ibu dan mbak Fitri dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dan dengan hasil yang memuaskan. Aamiin.

Kami bertiga selalu mendoakan semoga kamu selalu dilindungi Allah, kondisi tetap sehat, dan dapat mengikuti semua kegiatan di sekolah maupun di masarakat setempat. Tidak lupa "salam sejahtera" dan banyak terima kasih untuk mama, adikmu, dan semua keluarga besar mamamu yang telah menerima kamu sebagai keluarga sendiri, bahkan masih memberi kesempatan dan fasilitas kepadamu untuk mengembangkan bakat dan minatmu.

Pesan kami:
1. Jangan lupa kewajiban kepada Allah.
2. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
3. Ingatlah kebaikan dan kelebihan orang lain, serta lihatlah kekurangan pada diri sendiri. 
4. Kembangkan energi positifmu dan carilah peluang untuk mengembangkan kemampuanmu termasuk bakat dan minatmu yang di Indoensia agak sulit diperoleh.
5. Persiapkan masa depanmu dimulai dari sekarang, termasuk rencana kuliahnya apa dan di mana.
6. Bersyukurlah kepada Allah bahwa kamu mendapat keluarga yang sangat menyayangi kamu dan hormati mereka seperti menghormati orang tua sendiri.

Keinginan kami:
1. Ingin bertemu dengan mama dan keluarganya.
2. Ketika di Indonesia kamu menjadi anak kandung kami yang kami sayangi dengan sepenuh hati. Ketika di Amerika, kamu menjadi keluarga mamamu.
3. Kamu menjadi insan yang penuh kemandirian, setiap waktu ada peningkatan, dan dapat mempersiapkan masa depan dengan sebaik-baiknya.
4. Kamu mencari ilmu di Amerika tidak masalah, kemudian majukanlah Indonesia.
5. Mudah-mudahan keinginan kami tidak berlebihan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

NB: Dik, ibu titip kartu ultah untuk kel. Reiter.

Ayah Bundamu,
Kusnaedi & Ani Surami


---
Surat cinta ini adalah satu di antara surat-surat favorit di antara kumpulan korespondensi dnegan kawan-kawan. Kangen bisa berkirim surat dengan ibu bapak :( Surat bapak ibu ini yang selalu menjadi motivasi tersendiri. Tersimpan dan termuseumkan di dalam scrapbook :)

Kadang ingin jauh dari bapak ibu lagi, biar bisa kangen-kangenan dan dikirimi surat hehe. Kalo hanya sms dan telepon itu sudah biasa rasanya haha. Kultur keluarga yang tidak banyak merayakan ulang tahun dan tidak banyak megekspresikan segala ssesuatu secara verbal dan eksplisit inilah yang membuat rindu pada masa-masa menjadi perantau. 


Hari ini memang tak pernah ada ungkapan eksplisit dan ucapan selamat dari bibir kalian. Aku tahu itu bukan kultur keluarga ini. Hari ini sama halnya seperti hari-hari biasanya. Tapi terima kasih atas perjalanan Jogja-Pacitan. Itu sudah mewakili semuanya. Bukankah pengorbanan telah membuktikan segalanya? Sudah jarang rasanya berkumpul full family tentunya sejak mbak di klinik dan masing-masing pun sibuk dengan urusan pribadi. Sejujurnya aku bingung ketika bapak tiba-tiba memaksaku ikut ke Pacitan. Hmmm bukan kenapa2 tapi ada dua paper yang harus selesai hari ini dan jam 7.00 kelas dimulai. Tak terbayangkan bagaimana aku bisa menyelesaikan semuanya. Alhamdulillah all is well now. Hopefully. Hanya tinggal bersiap berangkat meskipun tidak tidur tak apa sudah cukup tidur di dalam bus tadi. Toh, besok-besok masih bisa tidur ehehe. 

Coba kau katakan dari awal bahwa perjalanan ini adalah momen yang berharga untukmu sehingga kami tak bisa melewatkannya. Mungkin bukan momen yang membahagiakan dan membanggakan. Tapi apapun yang terjadi, aku tetap bangga padamu. Ya, mungkin tak bisa aku ucapkan secara langsung. Tapi aku tak peduli meski jabatanmu dicopot sekalipun, bagiku kau bapak terhebat yang pernah ada. Bapak yang berpendirian kuat, tegas, tetapi sederhana dan bijaksana. Bukankah kau juga yang pernah mengajariku, "Allah tidak melihat jabatan dan penampilan kita tetapi ketakwaan kita." Kau mungkin tak tahu, kau orang pertama yang membuatku tegar dalam belajar. Kau orang pertama yang membuatku cinta pada pelajaran berhitung dan sains. Kau laki-laki pertama yang membuatku jatuh hati tentu saja. Berdiskusi dengan bapak selalu menyenangkan meski kadang kita berbeda pikiran.

Seperti doa yang kupanjatkan setiap kali berkumpul. Bismillah Semoga Engkau mudahkan ujian dan urusan kami. Semoga Allah kekalkan reuni keluarga ini.

Meski bapak sedang banyak masalah dan aku bahagia karena bapak mau membaginya denganku dan tentunya aku belajar banyak dari bapak, terima kasih atas waktu dan ketulusan bapak, ibu, dan mbak.

I don't have a perfect life but having you all in my life is the perfect gift I have ever had. Dan, sebuah pelajaran dari perantauan itu yang selalu tersimpan, "We love each other because we are similar. We learn from each other because we are different."


Dan inilah persembahan terakhir untuk kalian semuanya, bukan hal yang baru tapi well ini selalu jadi favoritku...

Ini adalah kisah tentang suatu masa / This is a story of once upon a time
saat jiwa-jiwa kita lembut menyapa / when our souls softly greet one another
entah kapan suatu masa itu ada / never know when the moment was
tak kuingat kali pertama kita berjumpa / not even remember first time we met
hanya terselip nama demi nama / only vividly slipped in mind, name by name
di antara baris-baris doa / in every between our lines of prayer

Kisah ini tentang jiwa-jiwa yang menyala / This story is about the flaming souls
saat kita mengukir mimpi di atas langit asa / as when we draw the dream over the sky of hope
saat kita berbagi bahu bersama / as when we share our arms together
lalu tersenyum dalam peluh air mata/ then we smile through the sweat of tears

Kisah ini tentang kita / This story is all about us
beribu senyum dalam berbagai rupa / a thousand smiles on so many faces
di bawah temaram sinar rembulan / under the moon light
jiwa kita bercahaya / our souls lighten up
terbata-bata mengeja semesta / stammered, spelling out the universe

Kisah ini adalah kita / This story is us
jiwa-jiwa yang saling mencahayai / the souls that shine to each other
menjejakkan makna di antara jarak dan raga / set the meaning down,in between distance and presence
saat memori pun kehilangan nama demi nama / as the memory loses name by name
semoga jiwa menggenggamnya / hopefully the soul hold them
dalam sebaris doa / under the lines of prayer
***
Nurisma Najma, 2012

*feels thankful, dear sisters and brothers, whom I cant mention the names, one by one.

*translasi langsung seadanya harap maklum. sorry for any mistakes in my simple n direct translation.







No comments:

Post a Comment