lovely picture

Friday, December 28, 2012

Bermimpilah, setidaknya kau akan memeluk guling di sampingmu..

Bermimpilah, setidaknya kau akan memeluk guling di sampingmu..

Sobat, tau nggak maksud kata-kata ngaco di atas? Pasti pernah denger kan ya, ini kata-kata disadur dari si Arai nya Laskar Pelangi. Lupa tepatnya di sebelah mana halaman berapa, intinya Arai pernah bilang "Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu". Luar biasa banget ya Arai, dengan kata-kata ini dia mampu membakar semangatku setidaknya semenjak duduk di bangku SMP, Laskar Pelangi udah fenomenal banget di hatiku.. ciee.. nggak lah ya, begini soalnya LP itu baru booming pas aku dah sma pertengahan gitu, orang2 baru heboh pas aku sendiri ngerasa itu buku kan udah lama kenapa boomingnya terasa telat gini? Hahaha anyway, thanks Lina yang udah mengenalkanku pada Laskar Pelangi dan Andrea Hirata. Tak hanya itu, dia nih yang banyak menginspirasi aku, setidaknya karena dia yang mengenalkanku pada Dan Brown, Andrea, Muthmainnah..

Dan segala puji bagi Allah, salah satu yang bisa menjadikan what miracle really is, gimana akhirnya impian itu menjadi kenyataan ya berkat penulis2 yang dikenalin sama Lina.. Dan, selama ini pula aku banyak belajar dari kedewasaan, ketegaran, dan ketangguhan seorang Lina dan dengan kekonyolannya juga hehe, I'm so proud and glad to have you as a friend of mine :") Membaca surat-surat dari sahabat tercinta itu rasanya menenangkan dan menentramkan ya. Ketika ia menulis dengan semangat yang membara, maka semanagat itu menjalar kepadamu begitu saja. Ketika surat itu menjadi renungan, muhasabah, maka kesenduan itu begitu saja terbagi. Tak peduli di mana pun kita berada. Tak peduli sejauh apapun jarak, atau selama apapun waktu memisahkan kita. Sayang mungkin belakangan hobi menulis surat itu cukup lama kutinggalkan.

Sang Pemimpi dengan Eddensor-nya cukup membuatku ingin menjelajah, menemukan Edensorku sendiri. Muthmainnah dengan tulisannya yang meskipun agak roman tapi banyak memberi inspirasi tentang kehidupan yang multikultur, kehidupan asing, dan the thrill of a journey yang semakin bikin aku yakin bahwa hidup ini penjelajahan, penjelajahan diri sendiri, mengenal dan menjelajah semesta, dan pada akhirnya kembali kepada-Nya.

Pernah suatu ketika, seorang anak bertanya pada ibunya. Ibu, kenapa kau ingin aku begini? Kenapa tidak kau biarkan aku begitu? Pernah suatu ketika, seorang anak bertanya pada ayahnya. Ayah, mengapa kau begitu berharap aku melakukan apa yang kau inginkan? Ayah, aku hanya merasa bahwa terkadang impianku berlebihan, dan terkadang justru pula impianku sederhana. Pernah suatu ketika seorang anak bertanya kepada Tuhannya, Tuhan adakah benar ini diriku?

Ganti scene yang lebih ceria haha setelah mulai rada2 serius. Ceritanya, beberapa hari yang lalu, boseen dan pingin nonton apa gitu yang bikin semangat. Akhirnya, N5M. Huwooow... Emang sih udah film awal tahun ini, yah itung2 review film setahun ini dan mengumpulkan semangat baru..

Di sana, si Alif yang bermimpi jadi Habibie ternayata justru masuk di sekolah pondok. Untungnya ada Baso yang super pinter dan alim  wkwk jadi yang paling bisa membangkitkan semangat yang lain. Dia tuh besar banget tekadnya untuk jadi orang yang paham agama, meski hanya punya seorang nenek yang sudah renta, tapi tekadnya menyala seperti man jadda wa jada. Maka Alif tak mau kalah. Tak ada Habibie, Ainun pun jadi, loh? Maksudnya, ya udah lah yaah (dengan gaya lebay nya anak2 SEF), Alif pun kepincut jadi jurnalis yang bisa mengembara ke Amerika Serikat meski berulang kali rasanya pengen kabur dari pondok.

Sekarang giliran aku bercerita Sob, sedikit saja tentang Man Jadda wa Jada ala Nurisma :) Pasti Khad, Nain, dua sobat kecilku masih ingat bahwa kami adalah tiga menara yang juga dibesarkan dengan mantra ajaib Man jadda wa jada.. Waktu itu kalu tdk salah, Ibu guru kami, yang tiap pagi mengajari kami membaca murottal mulai dari alif lammim sampai lillahima fissama di akhir surat itu.... menugaskan kami membuat kaligrafi.. dan tulisan di kaligrafi yang ditugaskannya berbunyi "Manjadda wa jada" di bawahnya ada arti terjemahnya tapi agak lupa yang ditulis ibunya apa, kira2 intinya "Barangsiapa yang bersungguh -sungguh berusaha, maka ia akan berhasil." Ternyata tidak hanya 5 menara, KIN tiga menara kami pun tegak berdiri seperti mimpi besar yang selalu membayangi meski hingga saat ini kami masih menjelajah dan menggapai menara2 impian kami.

Tenggelam dengan masa2 smp yang cukup menjenuhkan juga menyenangkan, terobosan impianku mulai berkobar. Semesta Boarding School, Gunungjati, Semarang! Ini kayanya mimpi tertinggiku di usia anak 3 smp. Banyak mendengar sepak terjang tetangga di kampung sebelah yang berhasil disana, aku semakin semangat melihat kemungkinan berapapun yang msh mungkin. Aku berjuang memcahkan berbagai soal matematika padahal aliranku fisika maka trik2 matematika banyak yang aku pelajarai muali dari nol. karena hanya dengan lolos final matematika pasiad nasional, tiket masuk sma itu berada dalam genggaman. Ya Tuhaan... Ternyata memang aku hanya berhenti di semifinal. Impian sekolah di semesta itu pupus. Pasalnya, biayanya selangit tanpa tiket gratis beasiswa. Akhirnya, aku dipertemukan dengan Pak Haris, Kepsek pemimpin yayasan itu. Semesta di tengah2 hijau dan damainya pegunungan itu, terasa seperti istana di tengah2 hutan. Aku membayangkan bermain basket di tanah lapangnya, tinggal bersama teman2 dalam asrama, dan berjalan2 mengitari sekolah yang bersetting pegunungan. Jauh dari keramaian kota. Aku merasakan ini benar2 sekolah impian, Tuhan hanya jika kau ijinkan. Pak Haris dengan diplomatis memepersilakan aku mengikuti serangkaian tes tertulis dan wawancara, dan abik sekali menerima kami, membesarkan hatiku. Dia hanya berjanj akan mengusahakan beasiswa itu, hanay saja sistem subsidi silang yang diterapka  yayasan akan menentukan keputusan beasiswa itu. Aku pelang masih dnegan secercah harapan. Hingga akhirnya, keputusan akhir mengatakan beasiswaku parsial artnya biaya itu amsih terlampau tinggi utk kondisi keluargaku saat itu. Dan aku akhirnya mengubur impian itu. Padmanaba, here I come.

MOSku bertemu Mas Aichiro dan Mbak Rizkya banyak menginspirasi tentang kehidupan penjelajah sejati. Aku tulis jelas2 dalam harian MOS ku bahwa aku berdoa suatu ketika bisa merasaakn penjelajahan itu. Dan akhirnya Tuhan mengantarkanku pada Walla Walla, kota kecil dan tua penuh cerita cinta. Tentang Mama dan Liliana. Tetang Samantha kucing yang hobi sekali bermain-main di kamarku. Tentang masa2 yang tak bisa terulang kembali. Intinya, mimpi, doa, cinta! Ishoma, eat pray love kata teman2 IASC2013 :D

Aku ingin menjadi Sapardi. Sapardi Djoko Damono dengan Hujan Bulan Juni-nya di Desa Tembi. Sapardi yang masa kuliahnya dulu bebas dari kelas dan berkelana di perpustakaan karena masih leluasanya kebijakan kehadiran kuliah pada jamannya. (bikin iri orang yang ngak suka TA tapi harus menjenakkan diri dlaam kebosanan dan kekakuan runag kelas). Sapardi, sastrawan sejati dari Ilmu Budaya UGM,  banyak menerjemahkan karya, The Oldman and The Sea, dll. Sapardi yang demikian dipercaya jadi Rektor UI.

Aku ingin menjadi Profesor Suwardjono. Meski tak pernah aku menjadi murid di kelasnya. Meski tak pernah benar2 mengenal sosok beliau sebab seringkali hanya memandang kagum saat beliau lewat atau berdecak saat teman2 yang beruntung diajarnya berkisah tenatng bapak Teori Akuntansi satu ini.

Aku ingin menjadi Nurisma sebagaimana ia tersenyum dalam keriangan kanak2nya seiring dengan kedewasaan yag pelan-pelan didekapnya. Tuhan pertemukan aku padanya, pada-Mu yang paling mengerti siapa sejatinya jiwa ini.

#tadinya mau bikin tulisan motivasi, enddingnya curhat juga. maaf sobat2, semoga ada manfaatnya yaa.. bermimpilah dan berkilaulah (kata salim a fillah) :)








No comments:

Post a Comment