lovely picture

Wednesday, August 20, 2014

Keajaiban-Keajaiban

Teruntuk kawan seperjuangan,
Selamat membuka lembaran baru perjuangan. Selamat berkarya permata-permata bangsa!
Pada titik manapun kita berada, di belahan bumi manapun kita berjalan, di puncak manapun kita berpijak kini, selamanya kita saudara seperjuangan. Melangkah di atas bumi yang sama, menatap langit yang sama, dan mensujudkan diri untuk selalu kembali kepada-Nya.

Semoga pengembaraan ilmu menjadi rahmat bagi semesta. Keyakinan dan doa semoga menguatkan setiap langkah. Barakallaah, blessing’s in your graduation day. May Allah bless you all the way.

Akan merindukan sosok-sosok kalian, teman-teman. Sama seperti ketika saya menginjak tahun terakhir sma. Doakan saya tahun depan mengikuti jejak kalian.

Haru. Begitulah rasanya melihat kawan-kawan seprjuangan telah menuntaskan studinya. Saya harus berjuang lebih keras. Setiap orang memiliki jalan masing-masing dalam hidupnya. Dan ijinkan saya ya Allah mengikuti jejak mereka, menyelesaikan studi dan memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua saya.

Selepas bertemu kawan-kawan, saya melangkah ke FEB. Ah saya lupa, banyak mahasiswa baru yang sedang menghabiskan makan siang di sepanjang selasar. Wajah-wajah baru dan perasaan terdalam itu ialah tiba saatnya menjadi angkatan senior. Menyapa beberapa junior yang terheran-heran melihat saya berkeliaran di kampus hehe.

Selepas dhuhur, saya menyusuri lantai dua sayap selatan. Berkali-kali melongok ke ruang sekber. Sepi. Iya ini masih jam 12.20, tampaknya masih istirahat. Mengitari lantai dua dan mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Ketika pertama kali ke kampus untuk mengurus administrasi asisten setelah hampir dua bulan, saya menemui akademik ada Pak Yoga dkk yang saya salami. Miris juga komentar yang terlontar dari beliau. "Kok makin kecil aja?" Saya balas dengan senyum. "Iya Pak, namanya juga lagi KKN. Terakhir menimbang berat badan saat membantu posyandu balita di Dusun Drono. Ya, turun lima kilogram. Tapi lucu juga sekarang malah jadi akrab dan melucu dengan beliau padahal waktu masih maba hal yang paling mengganjal adalah ketika harus berhadapan dg akademik karena pelayanan yang bagi sy yang masih maba saat itu merasa kurang dihargai. Tak kenal maka tak sayang. Setelah megenal baik ternyata beliau-beliau sanagt menyenangkan. Jadi malu karena pernah bersitegang ketika kami mengurus ijin ruang. Alhamdulillah sepertinya kejadian sekian lama itu sdh sama-sama dimaklumi.

Di ruang sekber saat tengah mengisi beberapa berkas, seseorang menyapa, "Anda semester depan mau jadi asisten siapa Mbak? Sebelum saya menjawab beliau menimpali. Mau jadi asisten saya Mbak?" Saya mendongak terkaget-kaget. Speechless. "Wah iya baik Bu. Dengan senang hati Bu. Kalau begitu saya tulis rekomendasi atas nama Ibu ya?" "Iya ditulis saja begitu." Alhamdulillaah batin saya. Bertemu dg orang yg tepat pada saat yg tepat. Allah itu sutradara paling keren memang.

Ikatan batin saya seringkali selalu lebih kuat dengan pengajar wanita entah kenapa mungkin krn mereka begitu keibuan. Pengajar bapak-bapak juga beberapa sangat berkesan seperti pak Jumiran, pak Hamid, pak Irfan, pak Elan, pak Akbar dll. Beruntung sekali pernah bertemu mereka. Semester depan mungkin sudah tidak bisa lagi bertemu ibu Wiwin. Beliau sosok yang tak pernah saya bayangkan adadi kampus seperti ini. Beliau pernah saya tulis dalam blog juga. Ketika saya pikir kampus ini sesuai dengan citra dari luar yang melihatnya sanagt borju, kapitalis, atau apalah yang semacam itu. Di sisni saya menemukan sosok yang meneduhkan seperti bu Wiwin dan bu Wulan juga. Semester lalu baru mendapat kabar Bu Wiwin mundur dari dosen karena ingin menjadi istri yang baik. Jleb. Beliau pernah curhat dnegan saya tentang anaknya yang masih kecil yg tdk bisa ditinggal ketika beliau mendiskusikan jadwal konferensi suatu ketika. Dan akhirnya beliau benar2 akan kembali kerumah dan mungkin sulit untuk ditemui sosoknya di kampus. Syukurlah pernah mendapat kelas beliau. 

Suatu ketika saya mendapat nilai jelek di Akuntansi Keunagn Menengah II. Saya tidak tahu kenapa saya sangat tertekan di kelas tsb. Jadwal yang sangat tentatif, bahkan kelas bisa selesai jam 8 malam meskipun peraturan fakultas sdh berubah ya krn jadwal dosen yg sulit. Pernah juga segelas air mineral melayang menabrak tembok di kelas itu. Sangat mencekam. Saya benar-benar tdk merasa enjoy di kelas tsb. Akhirnya saya merasakan yg namanya kegagalan. Saya pun mengulang mata kuliah itu di kelas AKM II Ibu Wiwin, alhamdulillah hikmahnya jadi bs ketemu ibu keren dunia akhirat itu. Terimakasih ibu, atas inspirasi dan pelajaran yang diberika. Saya selalu kagum dg cara ibu membuat kami belajar dan memahami materi dg mudah :") Saya sangat berterima kasih pernah bertemu dan belajar dari ibu. Di manapun ibu berkarya kini, ibu telah melakukan dan meimilih yang terbaik. Semoga Allah ridha dg keputusan ibu. Semoga menjadi keputusan terbaik ya meskipun akan banyak anak-anak Akuntansi yg kehilangan dan merindukan sosok ibu di kampus. 






No comments:

Post a Comment