lovely picture

Friday, April 26, 2013

Wahai Pujangga, Ayat-Ayat Sang Penyair

Asy Syu'ara
(221) Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun?
(222) Mereka (setan) turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa
(223) Mereka menyampaikan hasil pendengaran mereka, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang pendusta.
(224) Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
(225) Tidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah,
(226) dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tdk mengerjakan(nya)?
(227) Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terdzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir). Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.
 
Puisi. Kontroversi. Seperti halnya musik. Apapun itu. Ayat2 di atas adalah jawaban-Nya.
 
Ya Allah, jadikanlah kami penyair yang selalu memuja dan memuji-Mu, meresapi ayat-ayat-Mu dengan untaian-untaian doa yang meneduhkan hati.

Musikalisasi Aku Ingin Menjadi Sapardi, Under The Lines of Prayer, dan In The Love of Us ini dibuat hanya menggunakan sound recorder dan media player, amat sangat simpel. Recording pembacaan puisi ini bertujuan untuk mengapresiasi puisi tersebut. Sebab sastra hanya dapat hidup dengan penghayatan. Sastra ialah kebisuan yang berbicara dengan hati. Dengan musikalisasi dan intonasi sebua puisi seakan berbicara dari hati ke hati. Dan semua ini dipersembahkan untuk Prof. Sapardi, Prof. Suwardjana, Bapak, dan Ibu.
 
Terima kasih untuk Bapak, Ibu, dan Kakak atas cinta, ketulusan, kebersamaan, dan segala yang diberikan untuk saya. Terima kasih Ibu Guru dan Chairil Anwar dalam puisi Doa yang membuatku menemukan jiwaku dalam puisi sejak usiaku masih delapan tahun. Terima kasih Isna Dewanti, sahabat karib, sejoli nama, kakak, teman masa kecil, yang sudah mengajariku mentadaburi ayat-ayat-Nya, menuntun jiwaku, hanya dari menjadi pendamping di setiap tilawahnya yang indah aku bisa menemukan kehidupan. Terima kasih Khadijah, sahabat masa kecil yang selalu terasa ada di dekat sini. Terima kasih untuk Sapardi Djoko Damono yang sangat menginspirasi dan puisinya Aku Ingin yang di-remix dalam puisi Aku Ingin Menjadi Sapardi. Terima kasih Prof. Suwardjana yang hanya sesekali bertemu di kampus dan beberapa membaca tulisannya dan passion-nya yang mengagumkan. Ajari dan doakan saya agar bisa mencintai dunia Akuntansi tanpa meninggalkan jiwa dan puisi. Terima kasih Bapak Ibu Guru SMP yang memberiku kesempatan berpuisi, bermusikalisasi, untuk pertama kalinya, Library by Barbara A. Huff dengan musik akustik Romance d'Amor. Sungguh mengesankan. Terima kasih Pak Yovie yang mengajari saya geguritan di SMA, yang memuat geguritan saya diam-diam sehingga menjadi sebuah kejutan tak terduga. Komunitas Penulis Pelajar yang juga menghidupkan kembali impian saya. Teruntuk, Mom and Liliana, Papa and Jo, keluarga yang nun jauh di sana yang selalu mengapresiasi setiap hal yang saya lakukan sebagai seni yang tiada duanya dan telah menghadiahkan buku2 literatur yang mungkin tak pernah bisa saya miliki tanpa mereka. I love you all :)
 
 
#recording ini dapet inspirasi dari kawan yang hobi media. suatu ketika saat ol tengah malam, kawan saya itu meminta rekaman suara semcam buat baca artikel presentasi untuk esok hari. OMG. Emang mungkin ga ada orang lagi yang nocturnal macam saya, terpaksanya orang itu meminta rekaman artikel ke saya. Jadi mumpung Lilis mbak I mbak Tifa udah tertidur semua. Rekaman itu jadilah. Entahlah kaya macam apa. Tapi katanya bagus. Trus, ting jadi pengen memusikalisasi tulisan2 yang udah jadi sampah yg Menuhin memori computer :) semoga menginspirasi hasil recording nya, available on soundclouds :)

http://soundcloud.com/nur-isnaini-masyithoh/under-the-lines-of-prayer

buat yang Aku Ingin Menjadi Sapardi belum bias diunggah entahlah, puisi itu rada sentimental sih mungkin Tuhan kurang berkenan atau koneksinya yang emang kurang bersahabat.

enjoy the rhyme!

1 comment: